Jumat, 07 Desember 2012

kebebasan abadi

“ KEBEBASAN ABADI “
Karya : Gufron Hadi

SERSAN : Sampai kapan kita mesti begini ?
KAPTEN : Sampai angkatan laut republik datang , dan bukan lari seperti kita, tapi datang membawa berita kemerdekaan penuh !
SERSAN : Kalau mereka tak datang ? ( mendesak , dan Srikandi datang ) ( makin keras ) apa ada harapan!!
KAPTEN : Harapan tetap ada ! , segala harapan !!!
SERSAN : ( menjawab cepat ) Juga harapan mati !!?
KAPTEN : Kau takut ?!
SERSAN : Bapak tidak takut ?
KAPTEN : Aku malah menantikannya ! Itulah kemerdekaan mutlak kebebasan abadi !
SERSAN : Kebebasan bapak sendiri ! Bapak memang bisa mati tenang , karna bapak sudah lama hidup , tapi aku masih muda , aku belum mau mati !!
KAPTEN : Siapa yang menyuruhmu mati ?!
SERSAN : Bapak ! ya….. bapak!!! Kalau kami mati , bapaklah pembunuh kami .
KAPTEN : Sediakan saja saksimu , kalau – kalau satu waktu kelak kita sempat menginjak pengadilan tentara .!!
SERSAN : Kita semua tahu . Bahwa bapak yang memberi komando menembak tembus lunas perahu . Sebaiknya kita mendarat disini . Itu yang menyebabkan kematian kita semua . Pengaraman perahu itu yang menjadi sebab , maka kita tak bisa lepas dari kungkungan pulau neraka ini ………….
KAPTEN : Maka kita tak bisa pulang kebumi yang terjajah maksudmu ?!
SERSAN : Barangkali Negara kita sudah merdeka sekarang , dan kita disini , terbuang , tersiksa , karena kecerobohan bapak sebagai pemegang komando .
KAPTEN : Tapi kalau Belanda masih berkuasa , (bandarnaskah.blogspot.com) artinya aku yang membawa dan menyelamatkanmu ke “tanah merdeka” ini . Kalau untuk itu aku dihadiahi dua belas peluru sebagai ganti balasan jasa , kembali aku rela mati penuh ketenangan ! ( Kapten pergi dengan gelak gemuruh )
SERSAN : Srikandi!! (Mutia , dan tetap diam ) kalau mujur aku bisa menyeret kepengadilan , kemana kau berpihak ? jarang kau mau menjawab pertanyaanku , srikandi………….tapi cobalah jawab yang satu ini , cobalah !! ini bukan soal pribadi bukan ? ini soal keadilan , kau dengar itu ?( mutia tetap diam ) Srikandi………….!
SRIKANDI : Itu bukan namaku ! ( menjawab cepat )
SERSAN : Apapun namamu , jawab pertanyaanku !!
SRIKANDI : Aku takkan berpihak !
SERSAN : Ingat ! kau disumpah untuk jadi saksi
SRIKANDI : Akan kuceritakan kebenaran peristiwanya !.
SERSAN : Semua………..?
SRIKANDI : Semua!!!
SERSAN : Akan kau ceritakan jugakah , bahwa dia yang menembak paha jurumudi , yang malang itu . kau tahu , aku sengaja menempatkan batu karang bercabang tujuh diatas kuburnya , supaya lebih mudah dikenal , bukti – bukti ini akan memperkuat hukum untuk menyeretnya ke ujung bedil. Dan setelah komandan tua itu gugur , eh …..tidak: mampus ! Barulah kau jawab pertanyaanku yang dulu bukan ?
SRIKANDI : Aku tak paham hukumnya .( membalas malas)
SERSAN : Begitu jelas ! Itu pembunuhan ! Aku menyimpan semua surat – surat jurumudi yang malang itu .
SRIKANDI : Kau lupa satu hal kawan !!
SERSAN : Apa…………
SRIKANDI : Aku istrinya !!
SERSAN : Aku ingat ! tapi aku ingat juga , kau mencium jurumudi yang gagah itu , sebelum dia mati . ( Mutia berpaling menentang ) satu bukti ! bahwa kau tidak cinta kapten – gaek itu , biarpun dia suamimu ! dan kalau kau bisa jatuh cinta pada jurumudi yang hitam arang itu , bahkan aku merasa diriku lebih gagah lagi !
SRIKANDI : Kau menyangka aku jalang tentunya !
SERSAN : Ah…… tidaklah sejelek itu ! bisa saja diterima akal kalau kau lebih gairah pada seorang jurumudi yang gempal daripada lakimu --- komandan yang sudah peot!!
SRIKANDI : Kau tidak mengerti orang muda ( keluh kesah )
SERSAN : Aku mengerti ! Dipulau neraka ini tinggal akulah yang paling gagah , aku tahu seleramu srikandi !!
SRIKANDI : Kau terus menghina bangsat ! Kau tahu kenapa aku berciuman dengan jurumudi itu ? Karna aku juru rawat ! Aku berkewajiban merebutnya dari kematian dan mengangkatnya dari kejatuhan semangat ! untuk lukanya aku tak bisa berbuat apa – apa , karena obat – obatan memang tidak ada , untuk semangatnya aku terpaksa memberikan diriku , karna Cuma itulah yang aku punya . Aku menciumnya agar kemauannya untuk hidup timbul kembali , dan memberi harapan hidup itu adalah tugasku sebagai juru rawat , terlepas dari kedudukan seorang istri .
SERSAN : Aku kepingin sakit kalau begitu !
SRIKANDI : Kau memang sudah sakit , bangsat!! ( dari luar panggung )
LETNAN : Ada lagi yang sakit . ( masuk ) dia tak mau dikemah . Dia ingin mati disamping senjatanya , katanya .
SERSAN : ( Terus menuding pada senapan mesinnya ) kita semua akan mati ! takkan ada yang mengenang tindakkan mu sebagai pahlawan !
LETNAN : Dia tidak harapkan mati sebagai pahlawan , dia cuma mau mati disamping senjatanya
SERSAN : Untuk apa ? kita semua tahu bahwa ia penembak ulung . Penembak ulung yang lari diburu ketakutannya sendiri dan akhirnya mati dibunuh kuman , kasihan ! Kenapa dulu tidak bertahan saja disana , waktu Belanda menyerbu ? kau bisa mati sebagai pahlawan ! ( terus mendekat pada sisakit )
LETNAN : Kita punya komando , kita patuhi perintahnya !
SERSAN : Siapa……..?
LETNAN : Pak Kapten !
SERSAN : ( mengejek ) Kapten yang menembak mati juru mudi? Ditembak begitu saja hanya dengan alasan menolak menyebrangkan kita kepulau jahanam ini , lalu secara gegabah dituduh tidak setia pada perjuangan bangsa ?! Dan setelah juru mudi itu dilobangi pahanya dengan peluru dan hatinya bengkak oleh dendam yang tak mungkin dapat dibalaskan , berhasil mendaratkan kita semua ------ lalu perahunya malah ditenggelamkan dengan sengaja berdasarkan alasan agar tidak terjadi penghianatan ?! Alasan yang terlalu dicari – cari , karna tujuannya yang pokok adalah lari dari serbuan musuh untuk sendirinya dapat menjadi Raja Diraja didaerah pelariannya! Kapten yang lari karena gamang melihat lawan , kemudian menghibur hatinya dengan menerangkan pada bawahannya ; “tidak apa ! Ini siasat perang!” Padahal perasaannya sudah cukup gembira , karna bininya secara tidak langsung telah turut diselamatkan ! Tapi setelah dia sadar bahwa penyelamatannya itu mengambil resiko beberapa korban nyawa , lalu menggadaikan bininya sebagai ganti minta ampun .
SRIKANDI : Kau menghina lagi , bangsat !!
SERSAN : Aku tahu tipu dayanya . Waktu malam itu , kau dan juru mudi itu berciuman , suamimu , kukasih tahu , tapi dia cuma tersenyum masam ! Dia tidak bertindak apa – apa , baik sebagai kapten atau sebagai suami
SRIKANDI : Karena dia mengerti , malam itu aku sebagai juru rawat , bukan sebagai istrinya .SERSAN ; Amboi…. Adat mana yang kamu pakai ??
LETNAN : Ini bukan soal adat ! Ini soal kemanusiaan ! ( menyela )
SERSAN : Jangan ikut campur ! Kau juga dapat bagian barangkali !
LETNAN : Jahanam ! Kutembak kau ! ( sambil menyiapkan senjata sten-gun )
SERSAN : Boleh ! ( memberikan punggungnya ) Tembak ! Tembaklah !! Apa bedanya peluru musuh dengan peluru bangsa sendiri atau mati karena penyakit atau lapar atau sekarang atau nanti . Ayo tembak !! ( terus mengelilingi ruangan ) Tak lama lagi kita semua bakal mati , bibit kelapa hamper habis , burung – burung habis , ular , kadal , tikus semua habis ! tahu apa akhirnya ?! yang paling akhir sekali !kita gali kembali itu kuburan kawan – kawan kita makan dagingnya ( Letnan kaget dan juga Srikandi memalingkan mukanya , sisakit mencoba berdiri dan rebah lagi ) mungkin sudah busuk atau setengah busuk , tapi jadilah buat perut yang lapar
LETNAN : Kami tidak serendah itu !
SERSAN : Yang lebih rendah pernah terjadi , ( tindihnya pula ). Coba bayangkan ! Kalau Pak Kapten sudah sampai hati menggadai daging istrinya , kenapa dia tidak akan sampai hati makan daging mayat kawan – kawannya !
LETNAN : Diam….!!
SERSAN : Ini masa depanmu kerbau ! itu kelak yang akan terjadi , kalau kita tidak segera keluar dari pulau neraka ini ! kita harus segera keluar ! keluar!!!
LETNAN : Kemana!? ( geram )
SERSAN : Kemana saja !!!! ( Juru rawat pergi kearah kiri dengan muka lesu . setelah hilang terus Sersan menyambung lagi _)
Bagaimana kawan – kawan ? Kita tebang pohon – pohon kelapa . Kita ikat jadi rakit . Kita berlayar , berkayuh , bertolak dari pulau jahanam ini , bagaimana ? ( Letnan memperhatikan Sersan penuh ; ketenangan )
LETNAN : Sejak mula sudah kusangsikan kesetiaanmu !!
SERSAN : Ah….. Siapa yang mau setia pada siksaan ; pada kekeringan seperti ini , siapa !!?
LETNAN : Kau tahu apa yang kau pikirkan , pengecut !! Kalau boleh Pak Kapten mati sekarang ini , begitu pangkat dan kuasa tertinggi jatuh padaku dipulau ini , saat itu juga kau kutembak mati !!
SERSAN : Siapa bakal jadi algojomu Pak Letnan ? Dia!!!? ( menunjuk si kopral sakit) . badannya sendiripun tidak terangkat , pak letnan ---bagaimana dia jadi algojo ?! ( terhuyung – huyung Kopral bangkit mendekat )
KOPRAL : Aku sanggup berdiri , San , lihat ! Aku bisa berdiri .
LETNAN : Jangan Kopral ! Jangan ! Nanti kau pitam lagi !
KOPRAL : Tidak , Let ! Diwaktu kepalaku panas , hatiku memang terasa kecil . Tapi disaat hatiku panas , kepalaku terasa ringan . ( terus maju dan mau bicara langsung ) Kau , penghasut yang memuntahkan , ! Kalau kau cukup berani ; jadi budak , pergi saja sendiri ! Kalau kau mau jadi anjing Belanda , menyerahlah sendiri ! Kami tentara republik yang masih punya harga diri , kami lebih senang mati disini dan dilupakan daripada hidup dipelihara lawan .!
SERSAN : Tapi aku tidak menganjurkan menyerah pada Belanda , kita mencari daerah republik yang tidak segersang ini .
LETNAN : Belanda bergerak menduduki seluruh tanah air , pulau ini saja yang tidak ! Terlalu kecil untuk diperhatikan . Justru tinggal pulau kecil inilah yang masih bebas !
SERSAN : Tapi kita berjuang mempertahankan republik , bukan mempertahankan pulau kosong ini .!
LETNAN : Dimana republic , ? Republik ialah , dimana tanah pertiwi yang tidak diinjak sepatu Belanda !!
KOPRAL : Dan tanah yang terlanjur diinjak dengan perkosa , akan kita rebut kembali .SERSAN : Kapan ?~! ( mengejek)
KOPRAL : Kita punya komando , tunggu perintah !
SERSAN : Komando itu tidak akan datang ! Pak Kapten sudah lupa titik ujung tujuan kita , dia sudah cukup senang disini , punya bini , punya pangkat , punya ternak yang cukup setia ; kau ,,, kau ,,,! Tapi aku tidak begitu bodoh untuk mau saja patuh jadi binatang gembala seperti kamu ! ( sersan terus pergi kearah kanan )
KOPRAL ; Ah……tambah jelek juga keadaan ini !
LETNAN : Penanggungan merobah wataknya , kasihan !
KOPRAL : Cuma , memang sudah terlalu lama kita disini , empat belas orang , tinggal lima , sebentar lagi mungkin kamu tinggal empat .
LETNAN : Akhirnya pulau ini kosong juga , Kopral . Kita semua bakal mati , tapi masih lama masa itu , tenanglah! Atau kita bisa lepas . …. Yakinlah ! Segalanya bisa terjadi ……Sabarlah !!
KOPRAL : Kenapa Belanda tidak datang saja kemari , aku kepingin mati perang .( tiba – tiba ia memijit keningnya dan terhujung , dari arah kiri datang kapten dengan langkah tenang ) Kapan kita berangkat kapten ?
KAPTEN : Kemana ? ( tanpa berpaling )
KOPRAL : Menyelamatkan republik , membebaskan bangsa !! ( Sersan datang dengan tergesa dengan membawa kampak )
SERSA N : Aku mau tebang pohon – pohon kelapa , aku bikin perahu , bikin rakit , aku mau keluar dari neraka ini ( matanya tertumbuk pada pak kapten terus memberi hormat ) Pak Kapten ! Karena ketiadaan alat tulis menulis , secara lisan saya sampaikan , permohonan membuat rakit , minta dijawab segera , laporan selesai .
KAPTEN : Tidak keberatan komando tentara republik , selesai !
SERSAN : Kerjakan ( hormat lalu pergi )
( Letnan berpandangan pada Kapten , Kopral susah payah berdiri )
KOPRAL : Pak Kapten ! Begitu keras kemauannya keseberang , aku juga mau keseberang . Aku ingin bersatu dengan pasukan – pasukan kita disana atau mati dalam menyerbu ! Kalau Belanda masih berkuasa . Aku tak mau mati disini Pak Kapten ------mati dalam kesepian ! Aku ingin mati perang!!
KAPTEN : Kematian sama dimana – mana Kopral ! Hidup ini adalah jajahan segala kehendak . Orang – orang bebaspun masih dijajah kebebasannya sendiri , kebebasan yang mutlak akan datang setelah kita tidak hidup lagi , mati ! Mati itu lah kebebasan , kebebasan perseorangan yang abadi , karenanya , kematian sama dimana – mana Kopral !!
KOPRAL : Tapi datang lebih baik dari menunggu , Pak Kapten ------- mencari lebih baik dari menanti !! ( Sersan masuk terburu –buru ------ beri hormat )
SERSAN : Merdeka !
KAPTEN : Merdeka !!
SERSAN : Karena ketiadaan alat tulis menulis , secara lisan saya sampaikan permohonan tenaga bantuan untuk pembuatan rakit – rakit , minta diberikan sebanyak mungkin ,permohonan selesai !!KAPTEN : Karena tidak ada cadangan tenaga ,permohonanmu ditolak , selesai !! (Sersan pergi dengan lesu , Kopral angkat bicara )
KOPRAL : Aku sedia membantu Pak Kapten !
KAPTEN : Kesedianmu diterima baik , tapi bantuanmu ditolak !
KOPRAL : Kenapa , pak ?
KAPTEN : Rahasia tentara!! ( Kopral berpaling )
KOPRAL : Aku rasa itu adalah rahasia bapak pribadi , bapak tentu menyembunyikan dan mempertahankan sesuatu yang menyangkut nama baik bapak sendiri . Kelemahan bapak juga yang menyebabkan bapak tidak berani berterus terang , dan yang paling keji dari kelemahan itu , bapak mencoba melemparkan persoalannya pada orang lain – kepada orang yang penuh semangat untuk pulang kealam wajar , kembali ke tengah – tengah kebudayaan .
LETNAN : Kopral !! Ingat kau bicara terhadap Kapten
KOPRAL : Aku tahu ! ( sambil berpaling ). Aku tahu bapak yang paling berkuasa disini , paling dihormati , dipatuhi , tapi patuhpun ada dasarnya , hormat ada tempatnya , kekuasaan ada batasnya . seperti lautan yang ada pantainya , daratan ada tepinya . Dan aku patuh selama ini !! Jarak jauh kujalani , beban berat kutanggungkan , api kutembus , maut kutantang , semua demi taatku pada atasan , patuhku pada pimpinan , sekali ini aku membantah , karena bapak menyalah gunakan kekuasaan !!. ( Kapten mendekati Kopral sambil menepuk bahunya )
KAPTEN : Dengan bedil kau mudah menembak tepat , Kopral ! Dengan lidah kau tidak gampang berbicara benar , bedil cuma membutuhkan keahlian dan kebiasaan latihan , tapi lidah memerlukan kebijaksanaan , pendalaman dan pengetahuan !!
KOPRAL : Apa hubungannya petuah itu dengan persoalan ini ?
KAPTEN : Untuk tidak mengatakan , bahwa anggapan burukmu terhadapku sangat keliru sekali . Kau tahu , kenapa dia begitu ingin pulang keseberang , ? Karena disana ada pacarnya , gadis indo ! Dulu gadis itu pernah diselamatkannya dari tuduhan mata – mata , sekarang dia bersikeras hendak pulang dengan keyakinan dapat berjumpa lagi dengan pacarnya itu dan berharap dapat melindunginya dari hantaman serdadu Belanda , dia pernah bertanam budi , kini dia berhajat ingin melihat tanamannya itu menghasilkan buah ! Buah yang dapat melepaskannya dari azaban hidup ditanah jajahan , kau tahu ? Apa yang kau harapkan disana ? Paling banyak kau cuma bisa menangis melihat tanah airmu di injak – injak bangsa lain !
KOPRAL : Kita kesana membebaskannya , Pak Kapten !
KAPTEN : Dengan apa ? Dengan pelurumu yang tinggal seuntai dan kepalamu yang selalu pitam ?KOPRAL : Dengan darah dan nyawa , Pak Kapten !
KAPTEN : Lebih baik dengan otak yang waras , Kopral !! ( Kopral memijit keningnya kembali dan terhuyung , Kapten segera meraihnya dan membawa kearah laut, Kopral mengajak ke gundukan tanah , Sersan datang dengan kampak ditangan seraya lesu ) Sudah siap rakitmu ?? ( Sersan membantu. Kapten pergi cepat arah kanan laut , Sersan siap memburu dengan kampak ditangan ,sebelum tercapai dia sudah berhenti seperti ketakutan,Kopral mencoba bangkit tapi baring kembali , Letnan datang mengunyah- ngunyah kelapa muda )
LETNAN : Mana perahumu ?! ( Sersan mengayunkan kampaknya dan Letnan siap dengan sten-gun nya , terdengar suara perempuan dari jauh )
SRIKANDI : Perahu !! perahu!! Perahu !! ada perahu!!
SERSAN : Dimana ? dimana ?
SRIKANDI : Disana!! Terdampar disana ! mari ! mari ! ( bermaksud mengajak semua ) ( Kopral akan bangkit tapi rebah lagi , Letnan tetap makan kelapa muda , Sersan mengikuti Srikandi , Kapten datang lari – lari )
KAPTEN : Mana perahu ? mana ? ( Letnan cuma menunjuk dengan tangan saja dengan mulut penuh kelapa )
KOPRAL : Ada , perahu , Letnan ? !!
LETNAN : Biarlah !
KOPRAL : Tidak gembira Letnan ?
LETNAN : Sama saja !!
KOPRAL : Tidak ingin pulang keseberang , Let ?( Letnan menggelengkan kepala , Kopral dengan susah payah berdiri ) Let ! Letnan ! Inikah kemerdekaan yang kita perjuangkan ?
LETNAN : Inilah perjuangan kemerdekaan itu Kopral!!
KOPRAL : Berjuangkah namanya dengan mimpi seperti ini ? Menunggu – nunggu ajal datang membujuk – bujuk hati sendiri dan pulau setan ini tambah menyekik perasaan ? Pulau ini penjara , Letnan ---- dan kita ini orang – orang tutupan yang terbui sampai lumpuh oleh lapar dan penyakit karna hati yang kecil dan kecut mengambil langkah penyelamatan , akhirnya kita mampus ditikam kekerdilan yang kita tempa sendiri sedang pada mulanya kita anggap satu kemerdekaan yang kita banggakan telah tercapai dengan melihat badan masih bernyawa , heh…..!!
LETNAN : Watakmu juga berubah karna derita dan siksaan kawan , kasihan !!
KOPRAL : Aku lebih kasihan pada watakmu yang tak berubah karena kebekuan yang kaku ! Biadablah watak itu , yang menjajah hatimu sampai gundul dan kering !
LETNAN : Kemenangan apa yang telah kau rebut dengan kebebasan hatimu yang subur dan basah itu , tidak lebih dari penyakit pitam dan penyesalan pahit ! Kau tahu , kenapa hal ini bisa terjadi ? Kau tahu ?! Karena kau tidak cukup sadar untuk siapa kau berjuang ! Kemerdekaan yang kita pertarungkan ini bukan buat kita , buat anakku , buat anakmu__ buat anak cucu bangsa Indonesia !!
KOPRAL : Buat anakku ?
LETNAN : Ya …. Anak cucu yang bakal menyelesaikan perjuangan ini dan mengukirnya menjadi pusaka yang kekal berupa kebebasan yang abadi ! ( Kopral tiba – tiba saja menangis , Letnan memperhatikan sejenak terus mendekati dan menegur ) Kenapa? …. Kenapa? Apakah aku mengingatkanmu pada anakmu , pada istrimu ……..atau keluargamu ? Kenapa? Kenapa?
KOPRAL : Kau mengingatkanku pada satu dosa , Letnan ! Dosa kemanusiaan terbesar ! (terus tersedu )
LETNAN : Apa itu ? …..Kenapa?
KOPRAL : ( terbata-bata ) Bisakah kau menyimpan orang lain , Letnan ?
LETNAN : Belum pernah , tapi kucoba ! Apa itu ? Kenapa ? …. Kenapa?
KOPRAL : Pulau ini sepi bukan ?
LETNAN : Itu bukan rahasia !
KOPRAL : Ya ! Kesepian begitu menggilakan dan kegilaannya minta disembuhkan bukan?LETNAN : Itu belum rahasia !
KOPRAL : Ya ! dan yang bisa menyembuhkan kegilaan serta kesepian begitu rupa , cuma perempuan bukan ?
LETNAN : Itu rahasia umum !
KOPRAL : Ya ! Tapi disini cuma ada seorang perempuan , bukan ?
LETNAN : Ya , cuma isteri Pak Kapten !
KOPRAL : Justru itu ! Dan aku jatuh cinta padanya !
LETNAN : Cinta bukan rahasia , tapi kodrat , datangnya tak bisa kau ingkari , hilangnya pun kelak tanpa kau sadari !
KOPRAL :Mungkin ! Tapi cintaku padanya begitu besar , begitu menggoda , begitu menggilakan ! Dia membangunkan seluruh kemauanku , menggugurkan seluruh ketenanganku , dan kalau malam sudah datang --- jauh malam kenanganku selalu pergi padanya !
LETNAN : Pada isteri Pak Kapten ?
KOPRAL : Ya , pada isteri Pak Kapten ! isteri Pak Kapten yang manis semampai itu . Kubayangkan bibirnya , kubayangkan dadanya , betisnya , pahanya semua! Dan akhirnya inilah yang rahasia …… rahasia dosa besar pada kemanusiaan !
LETNAN : Kau datangi dia ? ( sela cepat )
KOPRAL : Tidak ! Aku senang dengan kenanganku sendiri , tapi jadi begitu benci bila melihat kenangan itu pulang membawa bayangan isteri Pak Kapten ! Kupejamkan mataku , tapi bayangan itu menembus pelupuk mataku lalu membujuk – bujuk birahiku sampai berkobar – kobar . Sudah menjadi undang – undang alam , kobaran birahi itu hanya dapat di padamkan dengan darah ,….. inilah darah – bahagia , Letnan ……. Andai seluruhnya adalah wajar ! Tapi yang kulakukan adalah dosa! Dosa ! Dosa pada angkatan hari depan untuk siapa kita menderita sekarang ini . Dosa pada kelanjutan anak manusia ( Letnan terpaku ) Dosa itu berlarut – larut, Letnan …….karena ketidak wajaran menimbulkan ketidak puasan. Ketidakpuasan berarti bukan penyesalan ! Darahku banyak terbuang , tapi yang berkobar tak kunjung padam , aku terpaksa membuangnya , membuangnya dan membuangnya . Mungkin inilah pangkal penyakit pitamku : kehabisan darah bahagia . Inilah yang rahasia , Letnan ,… rahasia suatu dosa ! ( berhenti sejenak , tersedu-sedu , tangis semakin meninggi ) … Aku malu Letnan! Aku malu ! ( terus saja memeluk Letnan ) (Sersan datang dari arah kiri )
SERSAN : Apa ini….? Peluk – pelukkan ? kau tidak jadi mati ! ( Kopral cepat melepaskan pelukannya dan berteriak pada Letnan )
KOPRAL : Aku mau keluar , Letnan ! Aku mau keluar dari sini !
SERSAN : Kau mesti keluar , kita semua keluar ! bersiaplah ! malam ini kita berangkat ! (Kapten datang dari arah Sersan tadi di iringi juru rawat ) Ayo tunggu apa lagi ? Perahu itu masih utuh , kita anyam daun –daun kelapa buat layarnya , turunkan semua kelapa yang masih ada buat makan dan minuman dilaut …..ayo !( Letnan dan Kopral tetap diam tidak bergerak , terus berpaling pada Pak Kapten ) Ayo Pak Kapten ….perintahkan pada mereka untuk berbuat demikian , malam ini juga kita berangkat .!
KAPTEN : Tidak seorang pun yang meninggalkan pulau ini !
SERSAN : Kenapa!
KOPRAL : Kenapa , pak ?
KAPTEN : Karena sebentar lagi kita mendapat kepastian , apakah Belanda masih berkuasa ataukah tanah air sudah bebas !
SERSAN : Ah…….. ! apa bedanya tanah air sudah bebas atau belum , yang penting kita harus bebas ! Bebas dari siksaan dan kepahitan ini , bebas kepahitan , bebas siksaan , bebas kemelaratan , kesepian dan lapar dan penyakit , itulah kebebasan ! Kebebasan mutlak ! Kebebasan abadi ! Dan bukan mati seperti perumusan yang selalu digembar – gemborkan , mati itu adalah hukuman , hukuman abadi!
LETNAN : Kebebasan begitu tidak ada kawan! …… Kebebasan itu sendiri memang tidak ada ! ,…..Kebebasan itu hanya ada ,katanya ….tidak ada wujudnya ! kau bebas dari siksaan ; kau akan dibelenggu oleh kemalasan . ! kau bebas dari kepahitan ;kau akan diborgol oleh kenyamanan yang menjemukan ! Kau lepas dari kemelaratan ; kau akan dikungkung oleh kekayaan yang mungkin menghianati iman ! . kau bebas dari mati kelaparan ; kau akan diterkam oleh mati kekenyangan ! . kau lepas dari penyakit yang menjengkelkan ; kau akan mengalami ; kau akan mengalami ketuaan yang lebih mengesalkan ! . Jangan bodoh memburu kebebasan , kawan …… kebebasan itu betul – betul tidak ada!
SERSAN : Bohong…………. Itu pesimisme!!!
LETNAN : Pesimisme atau bukan ……….. kebebasan itu sungguh tidak ada !
SERSAN : Kalau begitu apa gunanya kita memperebutkan kemerdekaan . bukankah itu demi kebebasan ?
LETNAN : Kemerdekaan itu adalah kebebasan kolektif , kalau kita ingin disebut sebagai satu natsi , kita kita mesti merdeka ! , tapi kemerdekaan yang kau cari adalah kemerdekaan sendiri – sendiri kebebasan perseorangan ! . Kebebasan begitu . Demi ALLAH --------- tidak ada!
SERSAN : Jadi mestikah kita tunggui pulau kering ini dengan segala himpitan dan kemiskinan nya ? ( berapi-api) ….ya.( Letnan tetap diam) ya…(desaknya pada Pak Kapten diam) …ya.( desaknya pada Kopral )
KOPRAL : Tidak ! Sejak lahir manusia ini dikekang oleh selimut akal budi , dikekang segala macam topeng kesopanan , dikekang dengan tetek bengek tata susila ! Puah ! Sekarang masanya kita bisa bebas , sekarang kita harus berangkat menyerbu , ……bertempur……. Perang! , disana ada kebebasan !! Perang itulah kebebasan ! Kita berangkat untuk bebas dari ketakutan , kita boleh membunuh dan bebas dari segala hukuman kalau kita terbunuh , kita bebas dari kekalahan ! Sekarang juga kita berangkat , Pak Kapten !
KAPTEN : Aku seorang diantara kamu kawan – kawan ! …..Aku tahu perasaanmu !.... Tapi dalam hal ini perhitungan yang seharusnya dimenangkan , bukan perasaan …… kita tunggu sampai dua – tiga hari ini .
SERSAN : Untuk apa ! (cepat)
KOPRAL : Ya , untuk apa ?
KAPTEN : Perahu yang terdampar itu adalah perahu yang karam karena ditimpa badai . Orang – orang diseberang tentu berusaha mencari nelayan yang malang , kita harapkan mereka akan sampai , setelah kita ketahui suasana diseberang , baru kita menentukan sikap !
KOPRAL : Dulu kita cepat mengambil sikap buat lari , Pak Kapten ………….kenapa sekarang kita tidak cepat mengambil sikap buat perang ! Besok mati , sekarang mati , Pak Kapten !
LETNAN : Sebelum mati kita tak boleh menyia – nyiakan hidup …… kita berani mati , kenapa kita takut hidup?!
SERSAN : Sudah lama kita menyia – nyiakannya ! ……. Berapa lama umur habis dengan percuma kita serahkan mentah – mentah pada penderitaan seperti ini !
KAPTEN : Ini bukan penderitaan , ini ketabahan !
SERSAN : Tabah ! ( cepat ) ……. Bapak bisa tabah karena bapak manusia lewat batas , bapak tak punya lagi rindu , tak punya lagi hasrat dan harapan ! tapi kami manusia – manusia yang padat segala kehendak , kami dambakan masa depan yang gemilang ! Kami perlukan pengetahuan , perumahan , pakaian dan perempuan !
LETNAN : Lebih – lebih perempuan indo!
SERSAN : Tidak perduli perempuan apa , aku butuh kepuasan !
LETNAN : Dimana manusia pernah puas !..... Kepuasan itu sama dengan kebebasan , cuma ada kata – katanya tidak ada bendanya !
KAPTEN : Jangan hidup seperti ombak , orang muda …….dari jauh rindukan pantai , sudah sampai , pecah sendiri !
KOPRAL : Lebih baik pecah karena berbuat , Pak Kapten !
SERSAN : Tepat ( dukungan ) ……… Tapi dia takkan berbuat apa –apa , dia tidak bisa lagi berbuat apa – apa! Dia terlalu tua untuk berbuat apa – apa , kawan – kawan ! Kamu tahu , kenapa dia tidak mau meninggalkan pulau ini !? Karena dia tua dan isterinya cantik dan dia tahu isterinya tidak setia !
LETNAN : Tutup mulutmu babi !
SERSAN : Aku bicara karena terlibat ! Aku turut terlibat , hai manusia ! dan aku babi yang ingin bebas , karena keladi tak lagi gatal !
LETNAN : Kau pikir dengan kebebasan mu itu , kau lantas bisa berjumpa dengan gadis indomu itu ?! begitu dulu kau datang kemari , begitu dia dibuntingkan serdadu – serdadu belanda!
SERSAN ; Dunia tidak sedaun kelor , tapi pulau ini bagiku sudah seperti daun jelatang ! (lebih keras , pedas ) …. Bagi Pak Kapten yang lengkap punya pangkat dan bini , sudah jelas , pulau ini seperti sorga .KAPTEN : Kalau itu yang jadi soal , baik ! Kucerai isteriku dan kawinilah dia !
SRIKANDI : Abang ( yang sejak tadi diam )
LETNAN : Kapten!
KAPTEN : ( pada Sersan ) Kau boleh membawanya nanti malam kemana saja kau suka dipulau ini
SERSAN : Kenapa nanti malam , sekarang !
KAPTEN : Talakku sudah jatuh dan dia isterimu !
SRIKANDI : Kapten !
SERSAN : ( sambil tertawa ) Kau takkan berani berbuat demikian , Kapten! Kau kan lebih baik mati dari pada kehilangan isteri !.
KAPTEN : Pergi sekarang ! ( dengan muka merah)
SERSAN : Sungguh -sungguh Kapten ?!? ( mengejek )
KAPTEN : Pergi kataku !( tegas )
SERSAN : Baik ! ( seraya melempar kampak lagak congkak menyambar perempuan terus lari kekiri arah laut )
KAPTEN : Disana kemah ( tunjuk kearah kanan )
SERSAN : Kami berbulan madu di alam bebas ( terus menghela perempuan yang bertahan tapi terseret ) ( seketika itu Letnan mengangkat senjata , melepas tembakan arah Sersan , terus tersungkur , hening sejenak , Srikandi terus jongkok menjamah korban , Kopral turut berlutut , Kapten juga , lalu tanpa berdiri bicara)
KAPTEN : Kau membunuh pengantin baru , Letnan !
LETNAN : Aku membunuh babi , Kapten ! ( Kapten berlutut , ketiganya saling berpandangan )………
KAPTEN : Tewas…( terus mendekati Letnan dan merampas senjata ) kau menembak mati seorang anggota tentara republik , Letnan ! Kau tahu akibatnya ?!
LETNAN : Aku cuma tahu sebabnya , Kapten ! Dia merusak tata susila ! Dia memperkosa norma – norma kemanusiaan !
KAPTEN : Kenapa kau tidak menembak aku saja ? Aku yang memberi kesempatan tatasusila itu dirusak ………. Norma – norma kemanusiaan itu diperkosa , mestinya aku yang kau bunuh !
LETNAN : Tindakkan bapak mempunyai latar belakang , cinta anak buah yang sejati ….. punya latar belakang tekad haram menyerah dan tabah bertahan …… punya latar belakang nasionalisme yang tak boleh memurtadi perjuangan ….. punya latar belakang toleransi kemanusiaan yang mendalam … walaupun semua itu bersifat terlalu fanatik !! Tapi dia … babi itu ……….Cuma punya latar belakang pengumbaran nafsu semata – mata !
KAPTEN : Itu sentimen ! Betapapun , kau bersalah membunuh teman sendiri , Letnan …. Dan tak ada putusan lain ! ( terus berpaling kepada Kopral terus serahkan sten-gun padanya ) … Jalankan hukuman ini .!
LETNAN : Kapten ( cegah , kaget )
KOPRAL : Pegang (Kopral gugup )
LETNAN : Apa ini , Kapten ?( Kapten meminjamkan senjata dan bidik arah Letnan )
KAPTEN : Kawula berpangkat Letnan dalam tentara Republik dipersalahkan ! Pertama ; membunuh seorang pengantin baru , karena alasan – alasan sentimen pribadi ….. Kedua ; tidak mematuhi dan malah menentang keputusan Kapten setempat …….ketiga ; menembak mati tanpa wewenang dan dari belakang seorang Sersan , pihak kawan , maka komando tentara republik dipulau ini , atas nama rakyat menjatuhkan hukuman , tembak mati ... tembak!
( Kopral masih masih kebingungan dan letnan gugub mencegah )
LETNAN : Kapten ! kapten ! itu hukuman rimba !
KAPTEN : Kau sendiri yang membuat pulau ini jadi rimba , kami dengan syah menjalankan putusan pengadilan tentara daerah pertempuran ! Kopral … tembak !!
LETNAN : Pak Kapten !
KOPRAL : Pak Kapten ( menolak dan masih kebingungan )
KAPTEN : Tembak!......... ( teriak dengan nada tinggi )( Kapten rampas senjata dari Kopral dan terus menembak )
SRIKANDI : Abang !
LETNAN : Kapten ! ( mengulurkan tangan keduanya , Letnan berputar terus rubuh )(Kopral pijit keningnya terus rebah , Srikandi bangkit merebut senjata berteriak memaki – maki )
SRIKANDI : Abang ! Kau gila! Kau gila !! ( Kapten berdiri pandang arah laut , pandangan kosong dan melangkah pelan sekali , jururawat bingung jongkok memeriksa korban tak ada harapan , cepat menoleh pada kapten , geram ) Selama ini aku cuma menganggapmu keras , sekarang aku tahu kau kejam ,! Kau buas ! Kau bodoh ! Kaulah ombak yang melandai , dari jauh rindukan pantai , tapi pecah sebelum sampai , , kaulah Kapten yang mencemarkan republik , ! Kalau dulu aku bangga punya suami kau , kini aku malu pada diriku sendiri , tapi malu begitu bukan dosa ! Hanya penyesalan ! Dan sementara aku diburu- buru penyesalan seumur hidup , kau diburu – buru sampai keliang lahat . Kematianmu tak mungkin lagi jadi kebebasan abadi ! Tidak ! Tidak mungkin lagi ! Kebebasan sudah tergadai !, Pada semacam kesombongan hewan ! Jangan coba sekarang menanti – nantikan kebebasan abadi ……. Diambangnya siap menghadang nyawa – nyawa yang ingin membalas dendam …. Celakanya ! kau menutup kebebasanmu sendiri ! ( Srikandi serentak pergi kearah kanan , senjata ditinggal dekat dengan mayat , Kapten terus berpaling sebentar memandangi mayat – mayat terus mendekati mayat letnan yang dihukum ) ( Srikandi datang membawa beberapa kain – kain robek , akan menuju Letnan , gagal terus ke Kopral dan selanjutnya Letnan ditutupi , Kapten terus bicara )
KAPTEN : Kita berangkat !
SRIKANDI : Kemana ?!
KAPTEN : Keseberang !
SRIKANDI : Keseberang ?
KAPTEN : Ya……..
SRIKANDI : Mereka ?
KAPTEN : Biarkan dimakan burung atau busuk sendiri!
SRIKANDI : Kau gila !
KAPTEN : Jangan membantah !!
SRIKANDI : Aku tidak pernah membantah , tapi dulu !....... Dulu selagi kau jadi Kapten yang kesatria dan suamiku yang mulia !
KAPTEN : Aku masih Kapten yang baik dan suami yang……..
SRIKANDI : Aku bukan isterimu lagi ! Ingat! ….. Aku sudah dicerai dan aku janda Sersan yang mati teraniaya!
KAPTEN : Ah…. Itu Cuma sumbarku untuk menyatakan kebesaran jiwa ! Kau tetap isteriku Mutia ! ( membujuk ulurkan tangan )
SRIKANDI : Jangan jamah ! Aku janda yang belum habis idah ! ( Kapten diam akan marah batal bicara lemah )
KAPTEN : Baiklah ! Kita orang lain …………Kita berpisah , asal kita berangkat sekarang , nanti keburu gelap ! ( ulurkan tangan makin dekat )
SRIKANDI : Tidak ! Suamiku belum dikubur , besok kita kerjakan ! Dan tunggu sampai pencari –pencari nelayan yang karam itu datang kemari ! Kalau ternyata Belanda masih berkuasa , kita terus bertahan disini .
KAPTEN : Tapi aku tak sanggup tinggal disini ,,….. baik semalam lagi , Mutia! Aku tersiksa ! kau tahu…..arwah –arwah mereka akan menggodaku , memburuku , mencekikku , mereka menuntut balas atas kesombonganku mutia ! Aku akan dikejar – kejarnya , aku yang bertanggung jawab atas kekalahan –kekalahan mereka dan kesalahan –kesalahan mereka , aku sendiri bersalah besar , berdosa besar! Aku membiarkan mereka dikalahkan nafsu dan mengalahkan cita –cita , aku membiarkan mereka dikalahkan kekejian dan mengalahkan kemanusiaan ! Aku yang bertanggung jawab atas semua itu , dan mereka mengejar –ngejarku untuk menuntut pembalasan ! Kemana aku akan lari , dipulau yang kecil ini , pulau yang sempit , yang kering ini !?
SRIKANDI : Mereka akan mengejarmu keseluruh pelosok bumi , Kapten ! mereka sudah menjadi bayang – bayangmu sendiri , yang memburu siang dan malam ! Kau takkan bisa bebas !
KAPTEN : Bisa ! bisa ! Aku akan lari ketempat yang paling ramai dikota ini , aku akan pergi kebioskop , kemesjid dan gereja berganti – ganti , agar aku bebas dari buruannya , aku takkan tidur seumur hudup , agar mereka tidak datang pada mimpi – mimpi . Akan kucari kebebasan , Mutia…… kebebasan abadi ! Tidak pada kematian ! Tidak pada peperangan ! Tidak pada penghidupan ! Tidak juga pada kehidupan !
SRIKANDI : Kemana ( kasihan)
KAPTEN : Tidak tahu , Mutia …. Tidak , tidak tahu! Aku akan mencarinya ! sampai dapat ! sampai dapat !
SRIKANDI : Tidak jauh abang ……. Tidak jauh ( penuh kasihan )
KAPTEN : Dimana ( penuh harap )
SRIKANDI : Dalam hati !
KAPTEN : Dalam hati ?
SRIKANDI : Ya……… Hati sendiri !
KAPTEN : Hati sendiri ??
SRIKANDI : Ya..ya….hati sendiri !!
KAPTEN : Ah… tidak abadi , mutia……….. tidak abadi !
SRIKANDI : Tidak abadi , tapi sempurna , abang !
KAPTEN : Aku mau abadi ,mutia…… yang abadi !
SRIKANDI : Tidak ada yang abadi , abang ,….. ketidak abadianlah yang abadi !
KAPTEN : Kucari , Mutia …kucari! Kucari kebebasan abadi ! Aku berangkat ! (Kapten dengan panik melangkah panjang arah kiri )
SRIKANDI : Abang …..abang ! ( Kapten tetap diam , Srikandi ambil sten-gun dari samping Letnan , diangkat tembak Kapten ……. Rubuh tersungkur )…. Abang ! ( gemetar dan bangkit Kopral juga tampak bangkit , dan terdengar suara tembakan dari arah laut , cepat Srikandi menoleh , berlari mendapatkan Kapten …. Digoyang – goyang sambil berseru )…… Belanda datang ! Belanda datang ! ( letusan dari arah laut menghebat ……… terus menanggalkan tanda palang merah dilengan bajunya …… lari kegundukan terus menembak dengan senjata mesin yang berada disana )( Kopral bangkit dan terhujung ketanah gundukan , senapan macet ….. keduanya tunduk …….. tembakkan agak sepi ….srikandi ambil sten-gun , kembali kegundukan …peluru habis ) …. Peluru ( cemas Kopral terus memperbaiki senapan mesinnya )
KOPRAL : Ambil dikemah , aku deking ! ( Kopral terus menembak arah laut , jururawat lari kekanan dan segera hadir lagi dengan dua slepen…… slepen kosong diganti ….. senapan mesin macet lagi …. Kopral siap perbaiki …… Srikandi tiarap , Kopral kena tembak dan bersandar di gundukan …. Berpaling pada Srikandi dan tangan kiri memegang bahu kanan ….. suara kapal makin dekat ) ……. Jangan menyerah ! jangan menyerah . korban sudah terlalu banyak ! ( tambah geram kesakitan ) Jangan menyerah ,,,,, kasih …… ( terus roboh ) ( jururawat lari ketanah gundukan tembak terus .terus…….terus…. sampai senjata kehabisan peluru … meraba perutnya yang kena peluru …. Akhirnya terkulai roboh ,terguling…kapal menjauh …… tembakkan menyepi,……….slot…..)

TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar