Cahaya Rembulan
oleh Gufron Hadi
DRAMATIC PERSONAE
- Abdullah (Lelaki)
- Fatimah
- Aisyah
- Hasan
- Bi Inah
- Lelaki Berjubah Putih
- Bartender
- Teman bartender
- Sopir
- Petugas rumah sakit
PROLOG
LELAKI ITU DUDUK SENDIRIAN DI SUDUT PUB DENGAN SEBATANG ROKOK YANG TERSELIP DI JEMARINYA. SEBENTAR-SEBENTAR BOLA MATANYA MENGERJAP SERAYA MENGGELENG-GELENGKAN KEPALA, SEOLAH HENDAK MENGENYAHKAN PIKIRAN YANG MEMENUHI ISI KEPALANYA. INGIN IA LARI DARI SEMUA PERSOALAN, MEMBEBASKAN DIRI DARI SEGALA MACAM BEBAN YANG MENDERA. AKAN TETAPI, LELAKI ITU TAK PERNAH BERHASIL.
BABAK I
DI PUB BAR
ABDULLAH (Sambil setengah mabuk)
Hei … bartender, tambaah lagi birnya!
BARTENDER MENUANGKAN BIR KE GELAS LELAKI ITU
LELAKI (Meneguk bir di gelasnya dengan sempoyongan)
Ka … mu tau, siapa saya he … he?
SAMBIL MENEPUK DADA. BARTENDER HANYA TERSENYUM
LELAKI
Sa … ya, sa … ya seorang lelaki sukses. Kamu, kamu tau, perusahaan saya besaaar sekali. Istri saya artis top. Anak-anak saya cantik dan ganteng. Saya punya uang banyak, berlimpah.
BERDIRI SEMPOYONGAN. LELAKI ITU KEMBALI MEYODORKAN GELASNYA YANG SUDAH KOSONG.
BARTENDER (Memegang bahu lelaki)
Tuan sudah mabuk, sepuluh gelas sudah cukup, Tuan. Sebaiknya Tuan pulang saja.
LELAKI (Menepis tangan bartender)
Pulang …? Mabuk …? Akh, … kau gila. Aku tak mungkin mabuk. Aku ini ….
LELAKI TERJATUH. SI BARTENDER DAN BEBERAPA PEGAWAI PUB ITU SEGERA MENGGOTONG LELAKI ITU KELUAR. MEREKA MENCARI SOPIR LELAKI ITU YANG SETIAP MALAM SETIA MENEMANINYA.
BARTENDER
Ini bos Anda, bukan?
MENUNJUK LELAKI YANG DIGOTONG TEMAN-TEMANNYA
SOPIR (Mengangguk)
Teler lagi, Tuan? (Sambil membukakan pintu mobil, Bartender dan kawan-kawannya meletakkan lelaki itu)
KAWAN BARTENDER
Gila ya, bos kamu itu, tiap malam tak pernah absen dari teler. Sudah, bawa pulang sana!
SOPIR :
Terimakasih Tuan-tuan!
TANCAP GAS DAN PERGI
BABAK II
DI MOBIL (DI JALAN)
LELAKI
Eeh … eeh. Di mana, aku? (Setengah sadar)
SOPIR
Bos, kita akan pulang.
LELAKI
Pulang?. Ah, kau, Mir! Memang aku punya rumah tempat aku bisa pulang? Memang ada yang menunggu aku pulang? Paling-paling si Inah, istri kamu yang ada.
Mir, sudah, kita muter ke pub aja lagi.
SOPIR (Memegang kepala)
Tuan, itu tidak mungkin. Saya tidak mau diusir sama pegawai pub.
LELAKI (Memelototkan mata)
Diusir? Hei …, apa salah kamu, Mir?
SOPIR (bingung)
Anu, Tuan, maksud saya, saya tidak mau kembali ke pub karena di tempat itu tadi saya lihat banyak polisi. Saya takut kena razia atau diusir.
LELAKI (Melonggo)
Oo … oo … oo! Kukira kau diusir. Kalau begitu kemana ja deh, Mir! Pokoknya aku tidak mau pulang. Rumah besar itu seperti neraka buatku.
SOPIR
Baik, Tuan.
MOBIL YANG DITUMPANGI LELAKI ITU MELAJU MEMBELAH MALAM. TAK JELAS ARAH YANG MAU DITUJU. AMIR, SANG SOPIR. MEMBAWA MOBIL ITU HANYA MENGIKUTI SUARA HATINYA SAJA. JIKA HARUS BERBELOK, MAKA IA MEMBELOKKAN MOBILNYA. JIKA HARUS BERHENTI IA PUN MENGHENTIKAN MOBILNYA. SEMENTARA, LELAKI ITU TERTIDUR DENGAN LELAPNYA.
BABAK III
SEORANG LELAKI BERPAKAIAN PUTIH (LBP) MEMUTAR-MUTAR BUTIR TASBIH MENDEKATI LELAKI ITU DAN BERBICARA DENGAN SUARA YANG LIRIH.
LBP
Abdullah, bangun! Bangun Abdullah! Bangun!
LELAKI (Terkejut, mundur ke tembok putih)
Si … si …siapa engkau, wahai lelaki berjubah putih?
LBP
Aku adalah Kamu, Abdullah. Aku adalah suara hatimu. Aku adalah nafasmu. Aku adalah Kamu …
LELAKI
Bohong. Kamu hantu, iblis, syaitan. (Suara keras)
LBP
Abdullah! Aku memang Kamu. Bagian lain dari hati nuranimu. Lihat … lihatlah aku dengan seksama.
LELAKI MEMANDANG LEKAT-LEKAT KE LBP
LBP
Abdullah, Kamu sudah sangat jauh tersesat. Apa yang Kamu cari? Semua sudah Kamu punya. Kamu menyiksa dirimu sendiri. Mengapa Kamu begitu bodoh menjerumuskan dirimu? Sadarlah! Lihatlah dirimu, tanyalah hati nuranimu.
LELAKI (Tertunduk, menggumam)
Iya, apa yang kucari! Dunia sudah kuraih. Lalu apa lagi?
LBP (Berbicara pelan)
Kedamaian dan iman. Itulah yang hilang dan coba kamu cari. Dunia yang kamu raih ternyata membuat dirimu lupa. Sadarlah dirimu. Kembali kekeluargamu. Di sana ada cinta yang kamu lupa. Dia bidadari yang selalu berdoa di tiap malamnya. Pulanglah, Abdullah!
TIBA-TIBA SOPIR MENGEREM MOBIL DENGAN MENDADAK DAN TERJAGALAH LELAKI ITU DARI MIMPINYA.
LELAKI (Melotot marah)
Apa … apaan kamu, Mir! Bawa mobil tidak hati-hati. Aku belum mau mati.
SOPIR
Maaf, Tuan.
LELAKI (Dengan mata menerawang)
Mir, kita pulang dan jangan bertanya.
SOPIR MEMUTAR MOBIL TANPA BERANI BERTANYA TENTANG KEPUTUSAN PULANG TUANNYA
BABAK IV
DI RUMAH LELAKI. KETIKA MOBIL LELAKI ITU MEMASUKI GERBANG SEBUAH RUMAH BESAR, SAYUP-SAYUP DIDENGARNYA SUARA MERDU ORANG MENGAJI.
LELAKI (Wajah binggung)
Kamu tahu suara apa itu, Mir?
SOPIR
Anu, Tuan. Itu suara orang mengaji! Suara neng Fatimah, Tuan.
LELAKI
Fatimah. Putri bungsuku?
(Masih heran)
Kapan dia pulang?
SOPIR
Iya, Tuan
(sambil membuka pintu rumah)
Dia Sudah pulang tiga hari yang lalu dari pondok pesantren. Tuan tidak bertemu dengannya?
SOPIR (Bergumam)
Bagaimana bisa bertemu, jika sudah tiga hari ini tuan tak pulang-pulang!
LELAKI ITU BERJALAN MEMASUKI RUMAH BESARNYA. DIA MENUJU KAMAR PUTRINYA – FATIMAH – DI LANTAI TIGA RUMAHNYA. LELAKI ITU MEMATUNG DI DEPAN PINTU KAMAR FATIMAH.
FATIMAH (Membaca Q.S. Al-Baqorah : 1 – 7. Tiba-tiba matanya menangkap sesosok bayangan hitam di depan pintu kamarnya).
Ayah?! Benarkah Ayah?!
FATIMAH BERLARI MENCIUM LENGAN AYAHNYA
LELAKI (Mengusap kepala Fatimah)
Fatimah, anak ayah (GUMAMNYA).
FATIMAH
Masuklah ayah. Fatimah kangen sama ayah. Ayah kurusan
(memegang-memegang tubuh ayah)
Sakit?
LELAKI MENGGELENG LEMAH. FATIMAH MENUNTUN LELAKI ITU MASUK. MENDUDUKKANNYA. MELEPASKAN SEPATUNYA, BAJUNYA, DAN SELURUH PAKAIANNYA, LALU BERLARI KE KAMAR MANDI MEMBAWA SATU BASKOM KECIL AIR. MENYEKA TUBUH LELAKI ITU. MEMAKAIKAN PAKAIAN YANG BERSIH KEPADANYA.
LELAKI (Menangis)
Maafkan ayah, Fatimah. Ayah … (tersedu-sedu)
FATIMAH
Ayah, mengapa harus minta maaf? Manusia itu tempatnya khilaf! Alhamdulillah, ayah sudah pulang! Fatimah senang.
LELAKI (Tersedu-sedu).
Apa yang kamu baca? Bolehkah ayah tahu..
FATIMAH
Al-Quran. Buku Allah yang diberikan-Nya untuk dibaca manusia. Ayat yang Fatimah baca tadi menerangkan tentang keberadaan Al-Quran. Itulah petunjuk dan pegangan hidup bagi manusia. Ayah masih sering membacanya?
LELAKI (Menggeleng)
Ayah lupa dengan-Nya.
FATIMAH (Menghapus air mata ayah).
Allah itu maha pemaaf. Dia tak akan pernah lupa pada hamba-Nya yang khilaf. Fatimah senang ayah pulang. Artinya, kita bisa sahur bersama untuk menyongsong hari pertama Ramadhan tahun ini. Walaupun cuma berdua.
LELAKI
Apa maksudmu cuma berdua, Fatimah?. Bukankah ibumu juga kedua kakamu ikut sahur bersama kita malam ini?
HERAN
FATIMAH (Tertunduk dalam).
Ayah, Ibu …
BERHENTI
LELAKI
“Kenapa dengan Ibumu?”
SETENGAH MEMBENTAK
FATIMAH
Ibu, tadi siang dibawa ke rumah sakit jiwa. Beliau stress, ayah! Tadi beliau mengamuk hebat begitu tahu, mba Aisyah hamil dan mas Hasan ditangkap polisi saat sedang perta ganja dengan teman-temannya.
LELAKI TERKULAI LEMAS
BABAK V
DI RUMAH SAKIT JIWA, SETELAH MENJALANI PROSES HUKUM, HASAN MENGALAMI PERAWATAN INTENSIF DI TEMPAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN OBAT. SELAMA ENAM BULAN DI SANA, AKHIRNYA IA SEMBUH. SEMENTARA, AISYAH TELAH MELAHIRKAN SEORANG BAYI PEREMPUAN YANG CANTIK. DAUD JUGA BERSEDIA BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP ANAK ITU. FATIMAH TERUS MENGAJAR AYAHNYA MENGAJI. RUMAH ITU KEMBALI BERCAHAYA. MESKI IBU MASIH HARUS DIRAWAT. SUATU SORE YANG CERAH. FATIMAH LAGI ASYIK BERMAIN-MAIN DENGAN BAYI KECIL AISYAH. TIBA-TIBA TERDENGAR BUNYI TELEPON.
Kring … Kring … Kring
AISYAH (Setengah berteriak).
Bi Inah, tolong angkat teleponnya.
BI INAH (Berlari-lari kecil)
Iya, Non. “Assalamualaikum”. Cari siapa?
BI INAH TAMPAK MANGGUT-MANGGUT
AISYAH
Dari siapa, Bi?
BI INAH
Anu, Non. Dari rumah sakit tempat ibu dirawat. Katanya penting.
AISYAH (Beranjak dari tempat duduknya)
Ya …, saya anaknya ibu Khadijah. Ada apa, ya?
SUARA DI TELEPON
(PEGAWAI RS)
Begini. Bisakah Anda ke rumah sakit sekarang. Ada sesuatu dengan ibu Anda!
AISYAH
Ba … baik. Saya ke sana segera!
Tut … tut … tut … (telepon ditutup)
SORE ITU, MEREKA SEKELUARGA BERGEGAS PERGI KE RUMAH SAKIT. SEPANJANG PERJALANAN MEREKA DIHANTUI PERTANYAAN BESAR: “ADA APA DENGAN IBU MEREKA?”. SUASANA RUMAH SAKIT TIDAK TERLALU RAMAI. MEREKA SEGERA MEMASUKI LOBI. BEBERAPA PETUGAS SEDANG BERJAGA.
HASAN
Siang, Pa! Kami keluarga ibu Khadijah. Tadi kami dapat telepon dari sini. Ada apa dengan ibu kami.
TAMPAK KEKALUTAN TERCERMIN DARI WAJAHNYA
PETUGAS RS
O iya. Mari silakan ikut saya!
BERIRINGAN MEREKA MENGIKUTI LANGKAH PETUGAS RUMAH SAKIT. SETELAH MELEWATI BEBERAPA KORIDOR, AKHIRNYA SAMPAILAH DI KAMAR PERAWATAN IBU KHADIJAH. WAJAH SELURUH ANGGOTA KELUARGA TAMPAK TEGANG. FATIMAH TAMPK MENGAMIT AYAHNYA YANG BERJALAN GEMETAR.
PETUGAS RS
Mari!
SAMBIL MEMBUKAKAN PINTU KAMAR DAN MENYILAKAN. MEREKA BERHAMBURAN MEMASUKI RUANGAN. SESOSOK TUBUH TERTUTUP KAIN PUTIH TERBUJUR KAKU DI ATAS RANJANG!
KELUARGA (Serentak)
Ibu ….!
TUBUH KAKU ITU DIPELUK BERAMAI-RAMAI OLEH MEREKA. IBU YANG MEREKA CINTAI TELAH PERGI. PERGI UNTUK SELAMA-LAMANYA! LELAKI ITU BERPALING DAN KELUAR RUANGAN. MENINGGALKAN TUBUH ISTRINYA YANG TERBARING KAKU. MENINGGALKAN LAGU TANGIS ANAK-ANAKNYA. ADA BENING AIR JATUH DI PELUPUK MATA LELAKI ITU.
LELAKI (Membenturkan dahi pada tembok ruangan)
Ya, Tuhan! Aku … telah berdosa! Aku … berdosa! Ampuni hamba! Ampuni hamba, ya Rob…!
FATIMAH (Keluar dari ruangan, mendekati ayahnya dan memeluknya)
Allah maha pengampun. Ibu juga pasti diampuninya. Ibu beruntung , Yah! Ia dipanggil oleh Allah di saat cahaya Ramadhan datang menyinari bumi!
RUANG DI RUMAH SAKIT ITU MULAI HENING. SUARA TANGIS TADI LAMAT-LAMAT HILANG BERGANTI DENGAN SUARA AZAN MAGRIB TANDA WAKTU BERBUKA PUASA TELAH TIBA.
SELESAI
Contoh Teks Drama Sekolah
Lakon Remaja
CONTRENG SAYA
Dian Tri Lestari
PARA PEMAIN
Guru
Ortu
Nero
Timika
Siswa 1
Siswa 2
Pedagang
Usman
Pembeli
Caleg
Pengawal 1
Pengawal 2
Pemain yang tidak boleh memerankan dua/lebih tokoh adalah guru, pedagang, dan caleg.
BAGIAN I
LAMPU OFF. SETTING RUANG KELAS
MEJA DAN KURSI GURU DI TENGAH PANGGUNG. 4 PASANG MEJA DAN KURSI BERDERET RAPI MENGHADAP MEJA GURU DENGAN POSISI DIAGONAL
LAMPU ON. 2 ORANG SISWA SUDAH DUDUK DI DALAM KELAS. SEORANGNYA DUDUK DI KURSI, SEORANGNYA LAGI DUDUK DI MEJA.
NERO (Masuk dengan sikap angkuh dan anggun. Pandangannya meremehkan orang lain)
My name is Nero
TIMIKA MASUK DARI ARAH BELAKANG NERO. TAMPILANNYA TIDAK SEPARLENTE NERO
NERO (Memperhatikan fisik Timika dengan sinis dan jijik)
Dandananmu dari kemaren itu-itu terus ?
TIMIKA
Ada yang salah ?
NERO
Ada yang salah, Ada yang salah, Ada yang salah ? Ya jelas salah dong. Lihat bawaanku. Hp aja 3. Sekolah aja pakai mobil mewah. Sepatu merk Rusia. Mau, mau, mau ?
TIMIKA (Diam)
NERO (Meninggalkan Timika dan duduk di kursinya)
GURU (Masuk dan diikuti Timika. Timika duduk di kursi. Sedangkan guru menuju ke mejanya dengan wajah muram dan tergesa-gesa. Setelah meletakkan semua peralatan mengajar, ia duduk di kursi)
Maaf anak-anak, saya terlambat.
NERO
Gak apa-apa, Bu. Kita sendiri baru saja datang.
GURU
Baiklah, sekarang kita belajar menulis notulen diskusi
SEMUA SISWA GADUH, KECUALI TIMIKA
NERO
Aduuuh, Bu. Susah. Belajar lain saja.
GURU
Kok kamu yang mengatur saya ?
NERO
Bukannya gitu, Bu. Cuma, ngapain belajar notulen, kalo hasil diskusi hanya jadi wacana
GURU
Nero ! Memangnya kamu gak mau dapat nilai ? Memangnya kamu gak mau dapat ijazah ?
NERO
Kita-kita sih berpikir realis. Buat apa belajar Bahasa Indonesia atau Matematika kalau kita tidak tahu kenapa kita harus belajar Bahasa Indonesia atau Matematika. Buat apa belajar PKN atau Ekonomi kalau kita gak mau jadi pedagang jujur yang miskin. saya sih maunya belajar musik atau modeling, Bu. Itu baru berguna.
GURU (Marah)
Lalu buat apa kau jadi musisi kalau bahasamu masih tidak sopan ?!
NERO
Alaaah ... Ibu gak gaul !
GURU (Menggebrak meja dan berdiri dengan wajah marah besar)
Kenapa kalian tidak bisa diajak pintar ? Diajak benar ? Kalian pikir saya tidak capek ngajar kalian ? Gaji saya sebagai guru swasta ini tidak cukup untuk makan saya sendiri. Di rumah, saya ada masalah. Kalian tambah lagi di sini. Nero ! Kamu saya skorsing satu tahun !
KELUAR
NERO (Berteriak ke arah guru)
Buat apa sekolah benar kalo cuma dapet selembar ijazah ? Berhasil atau gak-nya orang, gak diliat dari angka 8 di nilai Ujian Nasional. Eh, denger semua ! Apa ada jaminan lulus Ujian Nasional, kita pasti jadi berhasil dan berbudi ?
TIMIKA
Yang lulus aja belum tentu jadi orang sukses dan berbudi, apa lagi gak lulus !
NERO
Nanya balik lagi lo ! Kalo setiap pertanyaan dibalas dengan pertanyaan, kapan kita tahu jawabannya ? Kalian akan liat nanti kalau duit juga yang pegang kendali !
TIMIKA
Tapi kalo semua orang kaya bego kayak kamu, bentar lagi ada majikan bergelar pembantu !
NERO (Berdiri dan membalas ucapan Timika. Ia sangat marah)
BJG lo !!!
Mengejar Timika karena hendak memukul Timika. Semua siswa keluar. Terdengar suara perkelahian dari belakang panggung. Lama kemudian terdengar sayup, kemudian tak terdengar sama sekali
GURU (Masuk dengan wajah serius)
Silakan masuk, Pak !
ORTU (Masuk dan duduk di hadapan guru)
Saya datang kemari memenuhi panggilan Ibu. Ada apa yah, Bu ?
GURU
Saya memanggil Bapak menemui saya, berhubungan dengan anak Bapak, Nero. Dia sudah banyak melanggar peraturan. Terakhir kali, dia berkelahi dengan Timika. Perkelahian antar genk!
ORTU
Oh soal itu. Kita lupakan saja masalah ini.
GURU (Heran)
Asal Bapak tahu, beban kami sudah berat. Ditambah perilaku buruk siswa. Seharusnya orang tua memberikan teguran yang tegas pada siswa. Barangkali siswa bisa berubah.
ORTU
Sudahlah, Bu. Namanya juga masih remaja. Kalau Ibu menganggap hal ini berat, kan malah menambah masalah pribadi Ibu, kan ?
GURU
Tak bisa semudah itu, Pak. Nero sudah banyak melanggar peraturan.
ORTU
Kalau saya boleh tahu, beban seperti apa yang Ibu maksud ? Barangkali bisa saya ringankan.
GURU
Ibu tahu sendirilah bagaimana nasib guru seperti saya. Gaji tak cukup, tapi pengeluaran banyak. Tidak cukup, Pak.
ORTU
Oh, kalau begitu kebetulan sekali.
GURU
Maksud Bapak ?
ORTU
Saya bisa kirim uang 20 juta buat Ibu dan Ibu bisa tarik hukuman untuk anak saya. Jadi, kita saling meringankan beban kan ? Permisi, Bu.
KELUAR. GURU TERMENUNG SEJENAK, KEMUDIAN KELUAR
BAGIAN II
PEDAGANG MASUK DAN SIBUK MERAPIKAN WARUNGNYA (PROPERTI KELAS DIUBAH OLEH PEMAIN MENJADI MEJA WWARUNG DENGAN MEJA DAN KURSI TERSUSUN MEMANJANG). IA KELUAR PANGGUNG LAGI DENGAN MEMBAWA BARANG DAGANGAN.
PEMBELI (Masuk)
Baru buka nih ?
PEDAGANG
Iya, Bu. Ibu mau beli apa, Bu ?
PEMBELI
Saya mau beli minyak goreng curah. Ada ?
PEDAGANG
Oh ada...mau berapa kilo ?
PEMBELI
Sekilo berapa ?
PEDAGANG
7 ribu
PEMBELI
Mahal amat !!!
PEDAGANG
Sekarang barang-barang memang mahal, Bu. Jangankan minyak goreng, jarum pentol aja mahal
PEMBELI
Gak mungkin! Harga kelapa saja murah, masak harga minyak goreng mahal ? Sekarangkan BBM turun, turun, turun lagi, seharusnya harga sembako turun dong.
PEDAGANG
Bu, kita berdagang ini gak hanya soal produksi dan transportasi, tapi juga retribusi dan sesaji ! Jadi beli gak ?
PEMBELI
Iya. Kasih 3 kilo.
PEDAGANG (Mengambil beberapa bungkus minyak goreng dan hendak ditimbang.
Kalau di sini timbangannya pasti pas, Bu. Beda dengan warung lain. Ini, Bu, minyak gorengnya. Pas kan 3 kilo ?
PEMBELI
Oh ya, pas ! Terima kasih ya, ini uangnya
MENGAMBIL MINYAK GORENG DAN MEMBAYAR KE PEDAGANG. KEMUDIAN PERGI
PEDAGANG (tertawa)
Kenapa ? Kalian meragukan timbangan saya ? Alah, penipuan dan kejujuran hanya perkara teori. Kita harus memilih teori mana yang lebih efisien. Kalau kita gak begini, mana bisa kaya.
BAGIAN III
TEKNIS PANGGUNG KHUSUS UNTUK STAGE YANG TIDAK MENGGUNAKAN LAMPU ATAU TIRAI KETIKA PERGANTIAN PROPERTI. KETIKA BERGANTI ADEGAN POLITIK, SEMUA KRU PANGGUNG DAPAT MENGAMBIL SEMUA PROPERTI YANG ADA DI PANGGUNG HINGGA PANGGUNG KOSONG. TANPA BARANG SATU PUN. SEMENTARA ITU, DARI ARAH PINTU MASUK, DATANG CALEG DAN DUA ORANG PENGAWAL. CALEG MENYALAMI BEBERAPA PENONTON, SEDANGKAN DUA ORANG PENGAWAL BERPAKAIAN RAPI DAN BERKACA MATA HITAM MEMBAGIKAN BROSUR KE PENONTON. ADEGAN INI BERLANGSUNG HINGGA KRU PANGGUNG SELESAI MERAPIKAN PANGGUNG DARI PROPERTI !
CALEG
Saya yakin kalau saya bisa terpilih dalam Pemilu legislatif tahun ini.
PENG. 1
Kenapa Anda begitu yakin, Pak ? Bukannya tahun ini ada banyak calon legislatif yang jadi saingan Anda ?
CALEG
Tentu saya yakin karena saya punya visi dan misi yang jelas !
PENG. 1
Tapi menurut pengamatan saya, semua partai mengusung visi dan misi yang hampir sama. Memangnya partai Bapak ini ada bedanya dengan partai lain ?
CALEG
Ya, sama aja sih.
PENG. 1
Lha, ngapain ngikut kalo sama aja ? Gak kreatif dong !
CALEG
Eh, yang penting itu tujuannya baik. Semua partai atau organisasi ingin memajukan bangsa. Apa salahnya sama visi misi.
PENG. 1
Ya gak perlu bersaing dong kalau begitu. Berbaur aja jadi satu partai.
CALEG
Meski visi dan misi hampir sama, yang beda kan jalannya. Pokoknya kalian promosikan saja saya. Kalian bikin panggung dangdut ! Kalian pasang poster saya besar-besar.
PENG. 2
Tampang kayak Bapak, mana ada yang percaya !
CALEG
Husss...
PENG. 2
Lihat saja, rata-rata para caleg ada gelar akademisnya. Lha Bapak hanya tamatan SMA. Mau ngerjain apa tamat SMA ?
CALEG
Lo kira SMA gak mutu ? Apa lo bisa jadi sarjana kalo kagak lewat SMA ? Kalau kalian mengira tamatan SMA gak punya kapabilitas, berarti kalian menghina pendidikan dong ! Memangnya bayi lahir langsung masuk universitas !!!
PENG. 2
Ya, tapi kan setidaknya ada sesuatu embel-embel yang bisa membuat nama Bapak jadi hebat gitu. Kita bikin titel boongan aja yuk ! Gak mahal kok...
CALEG
Tidak ! Saya tidak mau lewat jalan itu. Saya yakin dengan cara dan aura yang saya miliki, saya bisa memajukan rakyat.
PENG. 1
Memangnya Bapak tahu caranya memajukan rakyat ?
CALEG
Berusaha dan jangan lupa berdoa !
PENG. 1
Berusahanya bagaimana ?
CALEG
Misalnya dengan mengikuti kebijakan pimpinan partai. Tapi saya tidak akan gentar membantah pada kebijakan pemimpin yang salah.
PENG. 1
Ya, jangan saja Bapak nanti jadi kecut meski presidennya suka keluar negeri, suka jual BUMN, suka tukar ganti parlemen, suka nyulik wartawan dan aktivis.
PENG. 2
Memangnya Bapak yakin gak mau bekerja sama kalau presiden atau atasan Bapak ngasih pembagian hasil penjualan BUMN ?
CALEG
Jelas tidak mungkin. Saya maju sebagai caleg untuk bisa mengawasi kerjaan presiden dan membantu rakyat. Bukan untuk 7 D. Duduk, diam, dan dapat duit dari dana dorongan !
PENG. 1
Hebat kalau begitu ! Mudah-mudahan nama Bapak yang gak besar itu bisa terpilih oleh rakyat dan Bapak bisa jadi anggota legislatif.
PENG. 2
Memangnya bisa terpilih, Pak ? Yang punya nama dan relasi besar, punya otak pintar, dan pandai bicara kan banyak, Pak. Bisa-bisa Bapak kalah pamor sama mereka.
CALEG (Khawatir)
Memangnya berdasarkan survey, saya mendapatkan berapa persen suara ?
PENG. 1
Baru kami berdua, Pak !
CALEG
Apa ? Ini tidak bisa dibiarkan !!! Sekarang kita ke perusahaan percetakan kertas suara !
PENG. 1
Buat apa ?
CALEG
Manipulasi surat suara !!! (Keluar dan diikuti kedua pengawal)
BAGIAN IV
DI PANGGUNG, MASUK RAKYAT, GURU, PEDAGANG, DAN CALEG SECARA BERGANTIAN DENGAN ARAH KEDATANGAN YANG BERBEDA. SEMUA PEMAIN BERAKTIVITAS BERDASARKAN PERAN.
MUSIK
MASUK PUTIH. KETIKA PUTIH MASUK, SEMUA AKTIVITAS MENDADAK DIAM. CALEG, GURU, DAN PEDAGANG BERHENTI DI BERBAGAI SUDUT PANGGUNG. RAKYAT BERBARUING DI TENGAH DEPAN PANGGUNG. PUTIH BERJALAN MENGITARI MEREKA, KEMUDIAN BERHENTI DI TENGAH PANGGUNG. GURU, PEDAGANG, DAN CALEG KEMBALI BERDIALOG SECARA BERSAMAAN.
GURU
Kemari kalian !!!
(Masuk 3 orang murid)
Apa yang kalian lakukan ? Kalian melanggar peraturan. Sini !!!
MENAMPAR MURID SATU PER SATU DENGAN WAJAH GIRANG, KEMUDIAN PERGI
PEDAGANG (berbicara lewat hp)
Gampang sajalah. Selundupkan saja barang itu. Masak petugas bea cukai tak bisa diajak kerja sama ? Kasih saja dia duit. Oke...oke...30 % buat kalian...ha...ha...ha....
KELUAR
CALEG
Bagaimana mungkin saya bisa tidak menang dalam pemilihan ? Ap-a ada yang salah ? Semua sudah saya berikan ke masyarakat. Bantuan, uang, juga senyuman....pasti ada mereka menggelembungkan suara pada caleg lain...pasti...pasti...!
MASUK SEORANG PENGAWAL. PENGAWAL MEMBISIKKAN SESUATU KE CALEG
CALEG
Apa !!! Mereka tidak mencontreng saya ?! Monyet ! Pantas saja saya tidak menang. Ember ! Sudah...tarik kembali uang yang sudah kita berika pada mereka. Blokir jalan raya yang mereka gunakan selama ini. Sekalian ambil alat bandnya...
PENGAWAL
Maaf, Bu. Tapi alat bandnya bukan punya kita.
CALEG
A...apa ? Ya..ya...ya...sudah...laksanakan tugas!
KEDUANYA KELUAR. PUISI SAJAK PALSU DIPERDENGARKAN DARI DALAM PANGGUNG. PUTIH DAN HITAM BERDIRI DI TENGAH-TENGAH PANGGUNG. SECARA PERLAHAN DATANG HITAM. BERJALAN MERANGKAK. ADANYA HITAM DAN PUTIH ADALAH SIMBOL BAGI TOPENG YANG SELALU DIGUNAKAN OLEH PARA PETINGGI TERTENTU UNTUK MENUTUPI KEBURUKAN MEREKA. PUTIH BERDIRI PALING DEPAN SEBAGAI TOPENG DENGAN WAJAH ANGGUN, ANGKUH, DAN CANTIK.
MEREKA MULAI MENYENGSARAKAN RAKYAT YANG TAK BERDAYA. MENJERAT RAKYAT DENGAN KEBIJAKAN DAN KEKUASAAN. MENUTUP MULUT DENGAN PROGRAM-PROGRAM PENIPUAN. AKHIRNYA RAKYAT YANG MENGALAMI NASIB BURUK. RAKYAT BERJALAN TIMPANG. PUTIH BERGERAK. HITAM MENDADAK BERHENTI DAN SEGERA MENGIKUTI PUTIH PERGI.
RAKYAT MEMBERONTAK DENGAN BERUSAHA MELEPASKAN TALI DAN SELOTIP DI LEHER DAN MULUTNYA. KETIKA SUDAH TERLEPAS, IA BERDIRI DAN MEMBERSIHKAN DIRI SEPERTI ORANG YANG BERSIAP-SIAP TAMPIL KE PUBLIK. IA MENGELUARKAN PECI. PECI KUMAL ITU DIBERSIHKAN KEMUDIAN DI PAKAI. KEMUDIAN DIA BERDIRI DI TENGAH-TENGAH PANGGUNG DAN MENGELUARKAN SELEMBAR KERTAS. IA MEMPROKLAMASIKAN NEGARA YANG KEDUA KALINYA DENGAN MEMBACA PUISI PROKLAMASI 2
S E L E S A I
Contoh Teks Drama Sekolah
Naskah Lakon Remaja
IBU
BUMI
Karya Candra Barong Harjanto
SUASANA PANGGUNG LENGANG, KASUR KAPAS DITENGAH PANGGUNG. SESEORANG (PEREMPUAN BIJAKSANA SETENGAH TUA) MENARUH LILIN/LAMPU MINYAK PADA POSISI DEPAN, POJOK-POJOK PANGGUNG, SAMBIL MENYEBAR BUNGA.
SESEORANG
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara.
TIGA ORANG MASUK LALU-LALANG, BERKATA
tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara…….(semakin lama semakin cepat. Seseorang mendekati kasur, membersihkan kasur, merapikan, kemudian menariknya pelan-pelan. )
SESEORANG
tanah…… kembalilah ke tanah.air…..kembalilah ke air, udara………kembalilah ke udara.{di ulang 3 kali }tanah,air,udara.kembalikan aku kepadanya,sang pencipta.
TIGA ORANG
Bolehkah aku bertanya?
ORANG 1
eeeeee…..bo…..bo…..bolehkah aku bertanya, siapa kamu, ada sesuatu yang indah, sangat menarik darimi.
ORANG 2
Dari manakah kamu?
ORANG 3
Aku melihat orang-orang lalu lalang, tanpa tegur sapa. Seperti berhala-berhala yang minta dipuja-puja, apa itu yang disebut keramahan?
ORANG 1
Aku merindukan keteduhan jiwa.
ORANG 2
Aku mencarinya, berhari-hari, bulan, tahun, dan berabad-abad
ORANG 3
Siapa kamu, aku melihat sesuatu nasihat yang terukir dari surga,nasihat cinta
ORANG 1
Apakah kamu tanah………
ORANG 2
Kamukah air………
ORANG 3
Barang kali kamu tanah, air, udara, semuanya ada padamu
SESEORANG
Aku cinta, aku dari cinta, tempat kamu barasal dan akan kembali
TIGA ORANG
Aku cinta, aku dari cinta, tempat aku berasal dan akan kembali
SESEORANG
Orang-orang mulai lupa, dari mana mereka berasal dan kemana akan kembali. Orang-orang tinggalkan agama, orang-orang lupa Tuhannya.
TIGA ORANG
Aku cinta, aku cinta, betapa indah aku, aku cinta, akulah makna….
SESEORANG
Ya, Bila cinta adalah nafasmu
Aku ingin melarutkan diri di etiap detak jantung
Di saat helaan nafas sedih dan gembiramu
Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta
Entah apa, dimana, bagaimana?
Aku ingin mengikuti jejak yang kau sunting lewat tanah
Menyemai benih kerinduan
Bila aku penguasa cinta
Akan aku berikan kasih dan sayang pada orang
Yang tulus memaknainya dengan keabadian
Agar yang terberai bisa bersatu
ORANG 1
Kamukah perempuan yang ku cari?
ORANG 2
Aku selalu mengenang dan merindukanmu
ORANG 3
Kamukah perempuan itu, perempuan makna yang kucari?
Bila cinta adalah nafasmu
Aku ingin melarutkan diri disetiap detak jantung
Disaat helaan nafas sedih dan gembiramu
Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta
Entah apa, dimana, bagaimana?
Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta
Entah apa,dimana,bagaimana?
Aku ingin mengikuti jejak yang kau sunting lewat tanah
Menyamai benih kerinduan.
Bila aku penguasa cinta,
Yang tulus memaknainya dengan keabadian
Agar yang terberai bisa bersatu.
1,2,3
kamukah perempuan itu?apakah kamu ibundaku?
Seseorang (keluar dari panggung sambil berkata)
Kamu pernah aku lindungi
Akulah negaramu,aku bundamu
Aku adalah cinta,perempuan itu
1,2,3
apakah kamu ibundaku?
LAMPU MATI
A,B,C SUDAH DIPANGGUNG,BERLALU LALANG SAMBIL MENDORONG KERETA BAYI.
A,B,C
jangan menangis,lekas tidur sayang…tidurlah yang nyenyak,jangan
gelisah,aku selalu menjagamu.ayo sayang,minum yang banyak,jangan nakal,jangan ngompol,cup…cup…cup…ayo nak,belajarlah menggenggam,belajarlah meraih mainanmu,belajarlah berjalan,jangan pernah bersedih,ini mainanmu.aduuuh..anaku ngompol lagi,ayo mandi dulu…tersenyumlah nak,itu bapak sudah datang,jangan nangis ya….
A,B,C
lekas tidur, malam sudah larut
Lekas tidur, malam sudah larut (lalu dia mematung)
Seseoarang keluar menarik kasur,diatasnya banyak sekali boneka,ada beberapa boneka yang digendong sambil membawa lampu teplok atau sambil menyapu jalan.boneka diletakkan di kereta bayi atau dibagi-bagikan,tersenyum.
A,B,C
jangan menangis,lekas tidur sayang…. Tidur yang nyenyak, jangan gelisah, aku slalu menjaga mu. Ayo sayang minum yang banyak, jangan nakal, jangan ngompo cup..cup..cup.. ayo nak, belajar mengenggam. Belajar mearaih mainan mu, belajar berjalan, jangan pernah bersedih, ini mainanmu,aduh anak ku ngompol lagi, ayo mandi dulu,itu bapak sudah datang,jangan nangis ya…
SESEORANG
jadilah apa yang kamu inginkan (masih membagi-bagikan boneka)
Kamu berhak memilih jalan yang terbentang didepanmu
Aku adalah busur dan kau adalah panah milik sang hidup
Jadilah dirimu sendiri,jadilah penentu jalanmu
Hidup adalah pilihan
Kamu berhak memilih sukses atau gagal,untuk bahagia atau berduka
Untuk berbagi atau kau miliki sendiri,pilihanmu adalah hak mu
Dan kau bertanggung jawab terhadap setiap pilihan dan tindakanmu.
A,B,C MENIRUKAN KATA-KATA SESEORANG SAAT MENDAPATKAN BONEKA…
SESEORANG
aku dari tanah,dan akan kembali lagi ketanah.aku yang pernah menjadi rumah kehidupanmu,melindungimu dengan cinta,dengan rasa,bilaperlu aku berikan jantungku,nafas untukmu agar kamu lebih baik anak-anaku…akulah tanah airmu,akulah darahmu,yang pernah merasai detak jantung dan aliran darahmu saat dirahimku…seperti kau telah merasai detak jantung dan aliran darahku.
A,B,C
Kamukah ibundaku? Kamukah perempuan cinta?
SESEORANG
Ya, akulah ibundamu.perempuan cinta yang memberi cinta.melebihi cinta diatas cinta yang pernah ada.
A
Kaulah jantungku.
B
Kaulah nafasku.
C
Kaulah gerakku.
B
Aku akan melebihi cinta, seperti cintamu pada anak-anakku.
SESEORANG
Akulah ibundamu, tanah airmu…rumah kehidupanmu..
1,2,3
Kamukah ibundaku? Tanah airku?
SESEORANG
Ya, akulah ibu bumi yang selalu disebut-sebut,akulah tanah airmu.
Akulah orang yang mengajarimu mengenal tuhan.
Akulah darahmu, tanah air tercinta.
1,2,3
Kamukah yang selalu disebut-sebut ibu bumi?
SESEORANG
Ya, akulah perempuan itu.ibu bumi,ibunda tanah air tercintamu.
Akulah ibundamu.
Akulah perempuan yang selalu disebut-sebut dalm setiap lembaran sejarahkehidupan,akulah prasastimu yang akan selalu kau kenang.
Akulah ibundamu…
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar