Kamis, 18 Oktober 2012

aku ingin sekolah







Kisah ini menceritakan seorang kakak yang berjuang keras untuk menyekolahkan adik perempuannya. Namun tanpa sepengetahuan sang kakak, sang ibu telah menjodohkan adik perempuannya dengan salah satu bos di daerah itu. Sang kakak yang mengetahui hal itu tidak rela jika melihat adiknya kehilangan mimpi-mimpinya.Sang adik yang setiap pulang sekolah menjual Koran pada suatu hari bertemu dengan seseorang wanita separuh baya dengan pakaian yang mewah dan didampingi dengan pria tampan.

Melihat anak perempuan cantik yang menjual Koran untuk biaya sekolah, wanita itu pun memungut adik kecil itu untuk mendapat pendidikan dan kehidupan yang layak.Namun, sang ibu yang marah karena mengetahui hal ini tidak bisa menahan amarahnya. Oleh karena itu,sang kakak yang inginmewujudkan mimpi adiknya itu rela menggantikan posisi adiknya untuk di nikahkan dengan Bos di daerah itu.

Apakah yang terjadi jika sang adik mengetahui hal tersebut? Jalan manakah yang akan di pilih adik kecil itu?


AKU INGIN SEKOLAH

(Theme song Ari Laso; mengejar matahari. Para pemain masuk, mengenalkan diri)

( pentas di setting terminal, Dian dan Prita berjualan Koran.) (pemain berkeliling di sekitar panggung dan penonton dengan pakaian yang kurang layak.)

Dian : Koran, Koran 3x.
Prita : berita hangat, berita hangat 3x.

( mereka pun duduk karena kelelahan)

Prita : minum dulu de..
Dian : terima kasih kak..
Prita : bagaimana sekolah mu de? Apakah lancar?
Dian : Alhamdulillah kak! Kemarin saya mendapat nilai terbesar pada ulangan fisika!
Prita : wah hebat!
Dian : tapi kak, bu guru sering mendatangi aku. Sudah hampir 3 bulan aku belum membayar uang sekolah…
Prita : jangan bersedih de, kakak akan terus berjuang untuk membiayai sekolahmu, asal kamu tetap semangat belajar, oke?

D’Masiv – Jangan menyerah

(sementara itu masuk juragan daerah yang jahat dengan anak buahnya ) (iwan fals ; Bento)

Prita : pak ? korannya pak?

(juragan melirik)

Dian : berita hangat pak?
Asep B : huahahaha… anak kecil, berjualan Koran di pinggir jalan,dasar orang pinggiran, pergi sana!
Prita : maaf pak, tolong jangan usir kami. Bisakah bapak memberikan sedikit belas kasih untuk membeli Koran kami?
Dian : kakak? Apa yang kakak lakukan?
Asep B : huhahaha, hei? Apakah kalian anak dari Wulan?
Prita : benar pak.
Asep B : saya tidak tau jika Wulan memiliki anak gadis di rumahnya..

(dengan senyum penuh kepicikkan, Asep menatap dian)

Prita : maaf pak ( prita memotong pandangan Asep)
Asep B : hahahaha… ini ini, tolong ambil sedikit. (mengeluarkan uang selembaran hingga berjatuhan)
Prita : ha…? (terkaget melihat uang dengan jumlah yang begitu banyak)
Dian : it, itu semua uang bapak?
Asep B : tentu saja, saya orang kaya..! hahaha… ini tolong ambil untuk membeli pakaian dan beberapa alat rias.(Iwan fals - Bento )
Prita : maaf pak, kami tidak bisa menerima uang sebanyak itu.
Dian : tapi kak, itu kan…
Prita : sudah dian,ayo kita pulang.
Asep b : hei, pergi kemana kalian? Dasar tidak tau di untung!!

(dian dan prita pun pergi, di susul dengan Asep B) ( Para pemain keluar, setting berikutnya rumah, dengan tikar. Ibu Wulan dengan keleng d tangannya.)

Bu Wulan : bagaimana cara membuka kaleng ini? Dasar anak-anak bodoh, menyembunyikan uang di tmpat seperti ini.

(dari luar, terdengar teriakan Ibu Ambar, tetangga yang menagih hutang) (Ibu Ambar masuk)

Ibu Ambar :Wulan !? keluar kau Wulan!
Bu Wulan : ia bu, sebentar.. silahkan masuk.
Ibu Ambar : aku tak sudi masuk kerumah bau seperti selokan ini. Mana hutangmu yang kamu janjikan tempo dulu
Bu Wulan : ini bu, saya sedang berusaha mengeluarkan uangnya dari dalam kaleng ini.
Ibu Ambar : kemarikan! ( laluIbu Ambar mengocok-ngocok kalengnya) berat juga, baiklah tapi sepertinya ini masih belum cukup.
Bu Wulan : tapi bu, mana mungkin belum cukup? Isi kaleng itu mungkin saja melebihi hutang-hutang saya bu.
Ibu Ambar : hah ? apa? Eh Wulan, dengar! Kamu ngutang sama saya sudah dari 4 tahun yang lalu! Dan rumah ini, jika suamiku bukan teman dekat suamimu, sudah dari dulu saya tendang kalian dari sini!
Bu Wulan : tapi bu, berikan saya sedikit uang untuk makan malam nanti..?
Ibu Ambar : tidak!
Bu Wulan : kalau begitu berikan sedikit makanan untuk kami?
Ibu Ambar : ( dengan berat hati ia mengeluarkan selembar uang 5 ribu dan melemparkannya pada bu Wulan) Nih! Minggu depan balikin duit ini! (Ibu Ambar keluar)

( Ibu Ambar Pun pergi )

Bu Wulan : Kyaaaa…!!! Udang rebon, sampah! Dasar nenek tua!! ( menangis dan mengamuk)

( buWulan keluar, setting berikutnya jalan pulang. Dian dan kakaknya bertemu dengan teman-teman dian.)Ajeng : Dian?

Dian : eh Ajeng?
Prita : eh, teman-temannya dian ya? Dian kakak duluan ya?Kakak takut ibu marah.
Dian : ia kak. ( prita keluar)
Ayu : dian apa kabar? Kamu kemana aja?
Ajeng : ia di, kelas jadi sepi kalo ga ada kamu.
Dian : maaf ya, dua hari ini saya membantu kakak berjualan Koran. (murung)
Nia : oh… maaf ya?
Dian : saya kasihan dengan kakak ! (dian menangis)
Nia: sudah dian…
Dian : terimakasih teman, kalian yang terbaik. (berpelukan)
(masuk ibu mawar, dan Malik)
Ibu Mawar : Malik, tunggu sebentar.!
Malik : Apa lagi sih mah?
Ibu Mawar : dengerin mamah dulu! Jika kamu terus-terusan seperti ini, masa depanmu akan hancur!
Malik : ah..! terserah! ( pergi)
Ibu Mawar : Malik, Malik..!!? (bu mawar menghela napas)

( Ibu Mawar yang melihat seorang gadis kecil berjualan tiba tiba menghampirinya )

Ibu Mawar : de? Jualan Koran ya?
Dian :ia bu.
Ibu Mawar : ibu beli satu de.
Ajeng : dian, saya pulang duluan ya?
Dian : ia jeng.
Ayu : besok kamu masuk sekolah ya!?
Nia : ia di, aku tunggu ya!?
Dian : Insyaallah.. (ajeng,Ayu dan Nia keluar) dah… eh maaf bu, ini korannya.
Ibu Mawar : berapa de?
Dian : Dua ribu bu.
Ibu Mawar : yah, ibu ga ada uang kecil de..
Dian : oh, gimana ya ? saya pun belum menjual satupun Koran, jadi saya belum memiliki kembalian bu..?
Ibu Mawar : begitu ya? Oh… ia, tadi ibu dengar kamu ga masuk sekolah? Memangnya kamu sekarang kelas berapa?
Dian : kelas 8bu.
Ibu Mawar : kamu sekolah dimana ?
Dian : saya sekolah di MTs Al-Hidayah bu.
Ibu Mawar : oh… itu kan tidak jauh dengan tempat saya bekerja?
Dian : hah? Jangan-jangan ibu bekerja di perusahaan besar yang di sebelah sekolah saya?
Ibu Mawar : pemilik lebih tepatnya. Saya sebenarnya sudah lelah mengurus perusahaan sendirian, maka dari itu saya mengajarkan pada anak saya bagaimana menangani perusahaan, namun dia malah menolak.
Dian : jangan-jangan yang tadi itu?
Ibu Dian : benar. Kamu anak yang baik ya? Semoga lain kali kita bisa bertemu lagi. Sekarang saya pergi dulu ya?
Dian : ia bu,terimakasih.
Ibu Mawar : (mengeluarkan uang 100 ribu) ambil saja kembaliannya.
Dian : beneran bu, terimakasih banyak bu..!!

(dengan wajah bahagia dian pun pergi) (dian dan bu Mawar keluar)

( setting berikutnya di rumah Malik. Malik dan Maya masuk )

Maya : apa sih susahnya ngomong!? SMS gak pernah, Nelfon ga pernah..?
Malik : sayang aku tuh sibuk! Kamu tau kan ?kerjaan di kantor itu ga semudah yang kamu kira!
Maya : tapi kan bukan berarti kamu cuekin aku kaya gini..! (membuka hp dan mengirim pesan)
Malik : kamu sms siapa sayang?
Maya : bukan urusan kamu!
Malik : rendi ya?
Maya : terus kenapa? Paling engga Rendi bisa lebih perhatiin aku sekarang ini.
Malik : (Yovie And Nuno; Manusia Biasa)
Maya : sayang? Maaf, tapi sungguh, aku ga bisa nerima kamu yang kaya gini…
Malik : kamu tuh kay anak kecil tau! Ga ada dewasanya.
Maya : jadi kamu ga suka?
Malik : ck… (malik keluar)
Maya : malik,malik!? Tunggu Malik!?

(maya dan malik bertengkar.sementara itu)

Latinka – Aku Bisa Mati

( setting berikutnya di rumah, dengan tikar ) ( ibu masuk dengan cemberut)

Ibu Wulan : dimana sih anak – anak sial itu? Jam segini masih belum pada pulang? (mondar mandir)

(prita masuk)

Prita : Assalamualaikum..?
Ibu Wulan : Walaikumsalam.!(keras) mana duitnya? Mana..!!?
Prita : ini bu ? (mengeluarkan uang receh)
Ibu Wulan : apa? Kamu bilang ini uang? (melemparkan uang itu lalu menjambak rambur prita) dasar anak tidak berguna!!
Prita :ibu sakit, ampun bu, ampun…!!

(masuk Asep Barong dan anak buahnya Baron)

Asep B : assalamualaikum!?
Ibu Wulan : Walaikumsalam. Eh kang Asep..? kumaha kang damang? (salam, sun tangan)
Asep B : hahaha… WulanWulan, mana gadis yang kau janjikan? (prita kaget)
Ibu Wulan : sabar ya kang? Dian masih belum datang.
Asep B : oh.. Baron, bawa kursi saya!
Baron : siap bos!
Asep : korek!
Baron : ini tuan..
Prita : mau apa kalian di rumah kami?

Ibu Wulan : (melotot)

Asep B : Hahahaha… sudah cukup Wulan, hm… (menatap prita) gadis cantik sepertimu sudah jarang sekali.

(Prita meludah, lalu berdiri dan keluar)

Prita : tak sudi aku bertatap wajah dengan pria bajingan sepertimu!
Ibu Wulan : (menjambak prita) cepat minta maaf!
Prita : Ga!

( Geisha – Pergi Saja )

Asep B : sudah ! baron, biarkan gadis itu keluar.
Baron : siap tuan. (prita d tarik keluar)
Ibu Wulan : tunggu sebentar ya kang?
( Asep B , Baron , dan Bu Wulan keluar. Sementara itu Prita mencari kaleng tempat ia menabung.)
Prita : dimana ya ?? sayayakin saya menyimpannya disini!
Ibu Wulan : kamu pasti sedang mencari kaleng duit itu kan?
Prita : ko ibu tau ? bu tolong bu, kemballikan kaleng itu? Itu semua untuk membayar sekolah dian bu.?
Ibu Wulan : ahahaha… dian ga usah sekolah lagi, besok kita akan kaya, dan dian pun ga usah susah payah sekolah!
Prita : jangan – jangan ibu mau menjual dian kepada orang itu? Kenapa ibu bisa sekejam itu terhadap anak ibu sendiri?
Ibu Wulan : terserah ibu ! yang penting ibu bisa terlepas dari hidup susah ini !!
Prita : ibu memang kejam!

(prita berlari keluar rumah. Ibu Wulan pun keluar.) (sementara itu dian yang dalam perjalanan pulang bertemu dengan kakaknya )

Prita : dian, dian kamu jangan pulang kerumah lagi!
Dian : kenapa kak? Apa yang sedang terjadi.
Prita : pokonya kamu jangan pulang kerumah! (arif masuk) arif? Arif kemari!
Arif : ia? Ada apa?
Prita : arif tolong jaga adik saya rif? Di rumah kamu masih ada kamar kosong kan?
Arif : ada ada, tapi ini mendadak sekali, ada apa ?
Dian : kakak, ada apa kak?
Prita :pokoknya sekarang kamu pergi dulu ke rumah arif, ini ambil pakaian mu, dan ini uang tabungan kakak. Ambil ini. Besok kita akan bertemu lagi di terminal, oke.
Dian : tapi kak..?
Arif : sudah dian, sepertinya kakakmu sedang terburu-buru. (dian memeluk kakaknya)
Dian : sampai jumpa kak.

(semua keluar. Setting berikutnya kontrakan rumah arif)

Arif : silakan masuk. Anggap saja rumah sendiri.
Dian : terima kasih. Tapi anda siapa?
Arif : oh, tenang saja. Nama saya arif, saya teman lama kakakmu ko.
Dian : oh begitu ya. Syukur kalau begitu. Hem… kaleng ini apa isinya ya ?
Arif : gatau, tapi rasanya tadi dia bilang uang? Ayo kita coba buka?

(mereka membuka kaleng. Isinya uang dan perhiasan)

Dian : wah…? Banyak sekali..?
Arif : apa ini benar barang kakakmu?
Dian : entahlah. Ada surat!

(surat berisi tentang identitas barang yang d bawa prita)

Dian : oh, begitu ya. Saya harus menyusul kakak.
Arif : tunggu! Kamu ingat kanapa kata kakakmu?Kau dilarang kembali ke rumah, pasti ada suatu alasan tertentu.Mending sekarang kamu tinggal disini.Bagaimana?
Dian : makasih kak? Saya hanya masih menghawatirkan kakak dirumah.

(hari esoknya, dian berangkat sekolah. Pulang sekolah, di dekat terminal)

( ajeng, Ayu, Nia masuk)

Ajeng : kasihan ya Dian?
Nia : emangnya kenapa?
Ayu : gini, kemaren aku sama ajeng bertemu dia sewaktu pulang sekolah.
Nia : loh? Bukannya kemarin-kemarin dian ga masuk?
Ajeng : dengerin dulu. Kami bertemu dian di jalanan tempat biasa ia berjualan Koran.
Nia : oh… (dian masuk)
Ajeng : dian !!?ngapain kamu disini ??
Dian : Hmm…. ( dengan mimik muka yang gelisah )
Ayu : heiii dian..?? ko kamu bĂȘte gtu?
Dian : maaf , aku lagi galau. aku sedang menunggu kakakku. Kami membuat janji untuk bertemu disini.
Nia : hah..? galau? Galau itu apa?
Ayu : hu.. payah, ga gaul kamu!
Ajeng : eh berisik kalian!( Sambil mellirik Ayu dan Nia). Udah, jangan sedih dian… (dian menangis)

(datangibu Komala) (ibu komala masuk)

Bu komala : Dian?
Dian : ibu???? (menghapus air matanya)
Ayu : ibu ??? Darimana??
Bu Komala :Ibu habis mengantar saudara ibu yang dari Surabaya.Hmm… kalian disini lagi ngapain?
Nia : ini bu, tadi kita gak sengaja bertemu dengan Dian
Ajeng : dian lagi nunggu kakak nya bu.
Bu Komala : oh… oh ia dian, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Bisakah kita bertemu dengan orangtua mu?
Dian : (tertegun) maaf bu, tapi saya tidak bisa bertemu dengan ibu saya karena suatu alasan.
Bu Komala : memangnya ada kenapa ?
Dian : sebenarnya… (Arif masuk)
Arif : dian !!?
Dian : arif ? ada apa rif?
Arif : cepat ikut saya, ini masalah kakakmu!
Dian : apa? Kakak? Memangnya ada apa dengan kakak? (bu mawar masuk)
Bu Komala : tunggu dian, ada seseorang ingin bertemu denganmu! Dan ini dia orangnya.
Dian : bu mawar?
Bu Mawar : hai dian…
Arif : maaf bu, tapi ada hal penting yang harus kami lakukan. Ayo dian ! (memaksa dian)
Dian : tapi…

(dian dan arif keluar, di ikuti teman dian. Saat dian keluar, tak sengaja dian bertubrukan dengan Malik, lalu terjadi kontak mata) ( Malik tertegun, bingung )

Bu Mawar : ibu komala? Kemana anak itu akan membawa dian ?
Bu Komala : entahlah, tapi sepertinya ada yang tak beres.
Bu Mawar : kalo begitu kita ikuti mereka saja!?
Bu Komala : maaf bu, saya tidak bias,saya ada urusan penting.
Malik : sepertinya kita harus cepat mah! Mereka keburu jauh..
Bu Mawar : benar, ayo!

( semua keluar, setting berikutnya rumah dian. Dian dan Arif masuk.)

Dian : dimana kakak ?
Arif : tunggu sebentar. (buWulan masuk menangkap Dian. Asep B dan anak buahnya masuk)
Asep B : bravo bravo..! bagus sekali! Hahaha…
Dian : Ibu? Ibu tolong lepaskan saya bu!
Bu Wulan : Diam! Dasar anak ga tau di untung!
Dian : kakak, dimana kakak?
Asep B : mmaksudmu wanita ini ? hahaha…
Dian : kakak!? (dian di lepas, memeluk kakak yang tak berdaya.) (costum kakak berantakan)( Apa yang terjadi kak? Apa yang terjadi? )
Prita : pergi de, cepat pergi!
Asep B : kerja bagus, kerja bagus, ini imbalanmu. (mengeluarkan uang)
Arif : hahaha… bukan apa-apa. Terima kasih tuan.
Dian : Arif ? jadi kamu ?
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif keluar)
Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang Asep? Ibu akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan sekolah! (menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya! Orang miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki, perempuan, tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan pendidikan dan mereka pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu mana untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu! Mereka memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada satupun diantara mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?

(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)

Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan kalian.

(semua melotot)

Asep B : siapa anak ini ?
Malik : saya bukan siapa-siapa. Dan saya tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi, saya memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian ) ( dian kaget, dan melirik Malik )
Asep B : bagus juga bicaramu. Baron?Buat dia untuk berlutut.
Baron : siap tuan. Kemari! (pemain lain kepinggir masih dalam posisi dan keadaan yang sama.) hiah…!!! (baron menyerang Malik. Malik melawan dan Baron kalah.)
Bu Mawar : Malik ..!?
Malik : sudah cukup. Aku tak ingin ada lagi yang terluka.
Asep B : berengsek! Berani kau ya..!!? awas kalian! Baron, ayo pergi!
Baron : tunggu tuan! (baron dan asep B keluar)
Bu Wulan : kau..!! (menyerang Malik)
Malik : tunggu bu. Yang ibu inginkan uang kan? Ini, ambil seberapa banyak yang ibu mau.Tapi, biarkan kami membawa putri ibu bersama kami.
Bu Wulan : hah… baik, tapi…
Bu Mawar : saya mengerti, jika anda kekurangan uang, saya akan memberikan sedikit uang setiap minggunya.
Bu Wulan : saya mengerti. Hahaha… kalo begitu, dah…”

(buWulan keluar. Pemain berkumpul mengitari Dian dan kakaknya)

Theme song:ost. 49 DAYS

Dian : kakak,? Bangun kak?
Ayu : kita harus membawanya kerumah sakit! Ayo!
Prita : tidak, saya tidak apa-apa…
Dian : tapi kak? Kenapa tubuh kakak penuh dengan luka seperti ini?
Prita : tidak apa-apa ko de… oh ia, bagaimana sekolahmu? (semua menangis)
Dian :……hikshiks… (menangis sambil menundukkan kepala)

( Bu Mawar masuk )

Bu Mawar : Ibu yang akan membiayai sekolah adik mu. Tidak hanya Dian, kamu pun akan ibu biayai untuk melanjutkan lagi sekolah
Dian : Benarkah itu bu ????
Bu Mawar : Tentu saja… ibu akan mengangkat kalian sebagai anak ibu, dan kalian mulai sekarang akan tinggal bersama ibu.
Prita : terima kasih bu, terima kasih banyak.Hmmm…Malik?Aku tak menyangka bisa bertemu lagi denganmu.
Malik :Prita?? sudah lama ya kita gak bertemu?
Bu Mawar : Malik? Prita ini jangan-jangan..?
Malik : ia bu. Dialah orang pertama yang mampu menyelesaikan teka teki fenomena badai matahari, dan dia juga yang mampu menembus dokumen kantor dari computer sekolah. Dialah orang yang ibu cari.
Ajeng : maaf, tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk bernostalgia.
Bu Mawar : benar, ayo bawa prita ke rumah sakit!(sementara itu, prita dan dian, juga beserta bu Mawar pergi ke rumah sakit. Semua pemain keluar.)

Beberapa tahun kemudian……. Dian kini telah tumbuh menjadi gadis yang pintar, sekarang dia bersekolah di salah satu SMA terfavorite di Jakarta.

(Di sekolah Dian, terlihat dian dan teman temannya sedang asyik berbincang-bincang. Dian yang dulunya seorang gadis yang pemurung kini menjadi ceria

Nia : Beruntung yah kamu dian bisa bertemu dengan ibu mawar yang baiikkkk banget….sampe sampe sekarang kamu bisa ngelanjutin sekolah lagi bareng bareng kita.
Dian : Iya…aku memang beruntunggggg bangeett….pokok nya aku harus jadi seseorang yang sukses supaya aku bisa membalas semua kebaikan bu mawar dan Kak Malik juga kakak ku, Kak Prita
Ayu : hmm… aku turut bahagia Dian, semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud
Dian : Aminnn…Makasih yah Ayu
Ajeng : Semoga…kebersamaan kita ini gak akan pernah berakhir sampai nanti
Ayu : Iya…aku juga berharap seperti itu

(adegan berikutnya Malik dan Maya masuk.)

Sementara itu, Malik anak dari bu mawar yang awalnya tidak bersedia untuk meneruskan perusahaan ibu nya kini telah menjadi direktur utama diPerusuhaan itu.

( Terlihat malik sedang bersama dengan kekasih nya )

Maya : kamu kenapa sayang?
Malik : kita sudah tidak bisa main-main lagi. aku rasa hubungan kita sudah cukup sampai disini !!!
Maya : Maksud kamu????setelah semua yang kita lalui? Terus kamu mengakhiri hubungan kita gitu aja ?
Malik : aku ingin kamu memahami makna sesungguhnya hidup ini. Aku ingin kau menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Maya : Sebenarnya kamu ngomong apa sih??? apapun akan kulakukan untukmu, tapi jangan sampai kau meninggalkan ku Malik!
Malik :Apa kamu gak ngerti ?? Sebenarnya aku udah lelah dengan semua sikap sikap mu selama ini.Dan sekarang hanya satu yang aku inginkan darimu, jalanilah hidup ini dengan sebaik mungkin. . Tolong rubahlah sikapmu yang kekanak-kanakkan itu.
Maya : aku janji. Aku pun kini mulai mengerti arti hidup yang sebenarnya.Setelah mendengar kisah prita darimu, aku kini menjadi paham betapa beruntungnya aku.aku sangat bersyukur pada apa yang telah tuhan berikan.
Malik : akhirnya kamu mengerti juga maya. Aku rasa kamu kini sudah siap.
Maya : siap untuk apa? (malik bersimpuh, dan mengeluarkan cincin)
Malik : aku ingin memilikimu seutuhnya. Maukah kau mencintaiku sepanjang hayatmu?
Maya :Hah?? Maksud kamu???????
Malik : iya…. Maksud ku,, aku ingin kamu menjadikan kamu sebagai pendamping hidup ku kelak

Yovie – Janji Suci
Maya : Tapi…?? Barusan ??
Mallik : aku hanya bercanda. Jadi, maukah kau menerima pernyataan ku itu ??
Maya : Iya,, malik… aku mau

Akhirnya, kebahagiaan pun menyelimuti mereka.Prita kini telah menyelesaikan kuliah nya di Universitas Indonesia. Sekarang ia bekerja di perusahaan Bu Mawar sebagai asisten manager.Dan Malik yang baru saja melamar kekasihnya berencana untuk segera melakukan pertunangan nya dengan maya. Perusahaan Bu Mawar kini semakin maju berkat kerja keras dari prita dan juga Malik.Mereka semuapun hidup bahagia.


Gufron Hadi GanSenSe
Ex : Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar